Sukses

Reformasi Pajak AS Belum Mampu Angkat Wall Street

Pelaku pasar sudah antisipasi persetujuan reformasi pajak membuat wall street merosot.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street di tengah sentimen senat dan kongres Amerika Serikat menyetujui reformasi pajak yang sudah lama dinantikan.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 28,1 poin atau 0,11 persen menjadi 24.726,65. Indeks saham S&P 500 tergelincir 2,22 poin atau 0,08 persen menjadi 2.679,25. Indeks saham Nasdaq susut 2,89 poin atau 0,04 persen menjadi 6.960.

Sentimen reformasi pajak mempengaruhi gerak wall street. Dewan Perwakilan Rakyat (AS) AS yang dikuasai Partai Republik beri persetujuan rencana reformasi pajak. Ini akan menjadi perombakan pajak terbesar di AS dalam 30 tahun. Selain itu, senat juga setuju rancangan undang-undang (RUU) reformasi pajak tersebut.

Sentimen reformasi pajak sudah mengangkat indeks saham S&P 500 naik 4,5 persen sejak pertengahan November 2017. Kenaikan indeks saham itu didorong sektor saham transportasi, bank dan lainnya yang diperkirakan dapat keuntungan paling banyak dari pajak yang lebih rendah. Sejumlah analis menilai, penguatan indeks saham berhenti sejenak mengingat sentimen reformasi pajak sudah diantisipasi pasar.

"Tidak banyak pergerakan ke atas (pasar) seperti minggu lalu. Seiring pelaku pasar mempertajam posisinya dan mencari tahu mana perusahaan mana saja yang akan dapatkan keuntungan dari tagihan pajak. Perusahaan pun sudah mulai membicarakannya sendiri, saya pikir kita akan lihat pergerakan harga saham yang lebih besar," ujar John Carey, Manajer Portofolio Amundi Pioneer Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (21/12/2017).

Empat dari 11 sektor saham S&P 500 pun mencatatkan penguatan lebih besar dipimpin sektor saham energi 1,4 persen. Kenaikan sektor saham energi didorong harga minyak naik 1 persen.

Indeks saham Dow Jones sektor transportasi melonjak 0,9 persen didorong saham FedEx. Saham FedEx naik 3,5 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi tergelincir 0,1 persen. Volume perdagangan tercatat 6,17 miliar saham di wall street. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata 6,84 miliar saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bursa Asia Bervariasi pada Perdagangan Saham Kemarin

Sebelumnya, Bursa Asia bergerak campuran pada perdagangan Rabu pekan ini. Investor mencermati kemajuan pembicaraan reformasi perpajakan Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Rabu 20 Desember 2017, Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,12 persen didorong oleh saham-saham perbankan. Sedangkan untuk saham-saham di sektor teknologi tertekan dengan Sony tergelincir 0,27 persen dan Nintendo melemah 0,8 persen.

Saham perusahaan otomotif Subaru juga melemah 4,14 persen setelah perusahaan mengakui tengah melakukan investigasi terkait mesin. Subaru mengatakan akan menerapkan langkah-langkah cepat untuk memulihkan kepercayaan publik.

Sementara, indeks Kospi Korea Selatan sedikit berubah. Indeks tersebut turun 0,04 persen. Kenaikan sektor manufaktur tak mampu membendung pelemahan pada saham-saham blue chip di sektor lain.

Samsung Electronics tergelincir 0,78 persen, Hyundai Motor kehilangan 0,65 persen dan Posco naik 0,76 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,07 persen di awal perdagangan meskipun terjadi kenaikan di sektor pertambangan.

Saham Rio Tinto naik 0,57 persen dan Atlas Iron melonjak 7,5 persen. Sektor telekomunikasi dan utilitas masing-masing turun 0,68 persen dan 0,73 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.