Sukses

Kata Wika soal Kajian Pengurangan Saham BUMN di Kereta Cepat

Direktur Utama Wika Bintang Perbowo menuturkan, pengurangan porsi saham Indonesia dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung hanya pembahasan

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menegaskan, pengurangan porsi saham Indonesia dalam kereta cepat Jakarta-Bandung hanya pembahasan. Artinya, itu belum tentu dilakukan.

Saham Indonesia dalam kereta cepat Jakarta-Bandung ialah 60 persen. Sisanya 40 persen dipegang oleh China.

"Mengenai saham itu tidak, itu hanya dibahas kalau dimungkinkan kalau sudah jalan nanti. Kalau sekarang tidak, 60:40. 60 Indonesia, 40 persen China," kata Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/8/2017).

Sementara itu, dia meminta kepada semua pihak untuk tidak khawatir, lantaran proyek ini memiliki prospek baik.

"Mudah-mudahan tidak usah khawatir ya, kalau orang mau bisnis di sini, 40 tahun dengan masukin saham 40 persen, artinya pasti punya keuntungan baik, punya prospek yang baik," ujar dia.

Terlebih, lanjut dia, proyek ini mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB). Artinya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah melalui penilaian yang baik.

"Kalau bank sekelas CDB menyetujui pinjaman itu sudah tanda tangan financial agreement persyaratan yang diminta sebagai lender kreditor, terhadap peminjam yang B to B tanpa jaminan pemerintah, pasti itu sudah memenuhi persyaratan yang begitu ketat," ujar dia.

Seperti diketahui, 40 persen dari saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) digenggam oleh China Railway International, sedangkan 60 persen dimiliki oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI merupakan perusahaan gabungan yang terdiri dari empat BUMN, yaitu PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, PTPN VIII, dan PT Jasa Marga.

Komposisi penyertaan saham pada PSBI antara lain PT Wijaya Karya Tbk menguasai sekitar 38 persen, KAI dan PTPN VIII sebesar 25 persen, dan PT Jasa Marga Tbk sebesar 12 persen.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.