Sukses

Melihat Kinerja Saham Pendatang Baru pada 2015

Hanya 16 emiten baru yang tercatat di pasar modal Indonesia sepanjang 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia pada 2015 meleset dari target sekitar 22 emiten. Hanya ada 16 emiten baru yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari 16 emiten baru itu, kinerja sahamnya di pasar modal Indonesia masih relatif cukup baik. Tengok saja, saham PT Bank Yudha Bakti Tbk (BBYB) naik 235,65 persen menjadi Rp 386 per saham dari harga saham perdananya Rp 115 per saham.

Saham PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MIKA) menanjak 155 persen menjadi Rp 510 per saham. Saham PT Impack Pratama Industri Tbk mendaki 81,37 persen ke level Rp 9.250 per saham.

Lalu saham PT Dua Putra Utama Tbk naik 80 persen menjadi Rp 990 per saham. Saham PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) menguat 117,27 persen.

Selain itu, saham PT Binakarya Jaya Abadi Tbk naik 90,50 persen menjadi Rp 1.905 per saham. Saham PT Mega Manunggal Properti Tbk  menanjak 36,75 persen ke level harga Rp 800 per saham.

Sedangkan saham-saham pendatang baru di pasar modal Indonesia yang tertekan yaitu saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) turun empat persen menjadi Rp 120 per saham. Disusul saham PT PP Property Tbk (PPRO) susut 3,78 persen menjadi Rp 178 per saham. Demikian mengutip dari data RTI, Kamis (31/12/2015).

Meski kinerja saham pendatang baru sebagian besar mencatatkan imbal hasil positif, analis menilai, belum ada emiten besar yang mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia. Selain itu, jumlah saham yang ditawarkan ke publik juga relatif kecil.

Analis PT First Asia Kapital, David Sutyanto menilai saham-saham pendatang baru tersebut belum ada saham unggulan. Perusahaan yang ingin melepas saham ke publik juga dinilai belum siap. Apalagi ekonomi China melambat juga mempengaruhi makro ekonomi Indonesia.

Untuk tahun depan, David menilai, prospek penawaran saham perdana masih baik pada tahun depan. "Dengan sudah ada kepastian suku bunga bank sentral Amerika Serikat yang naik dan ekonomi Indonesia lebih baik jadi penyerapan saham IPO lebih baik ke depan," kata David. (Ahm/Igw)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.