Sukses

Jelang Pertemuan The Fed, Bursa Asia Melemah

Pertemuan bank sentral AS yang akan menentukan kebijakan suku bunga jadi katalis pada pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia tergelincir di awal pekan ini di tengah harga minyak dunia tertekan ditambah bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada akhir pekan lalu.

Pelaku pasar pun cenderung berhati-hati jelang rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS yang diharapkan terjadi pada pertemuan pekan ini.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,9 persen setelah menyentuh level terendah dalam 2,5 bulan.

Indeks saham Jepang Nikkei melemah 2,3 persen seiring yen menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,3 persen. Indeks saham Australia jatuh 1,5 persen.

Pertemuan bank sentral AS akan menggelar pertemuan pada 15-16 Desember 2015. Pada pertemuan itu, bank sentral AS diharapkan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga akan menjadi langkah pertama menuju kondisi moneter ke arah normalisasi setelah pelonggaran kebijakan moneter yang membantu menopang aset berisiko.

Pada awal pekan ini, investor tampak abaikan data ekonomi China lebih baik dari perkiraan yang dirilis pada akhir pekan lalu. Pada Sabtu menunjukkan kalau pertumbuhan hasil pabrik di China menuju ke level tertinggi dalam lima bulan pada November. Sedangkan penjualan ritel naik menjadi 11,2 persen, menuju level terkuat pada 2015.

"Ini adil untuk mengatakan kalau bursa saham akan diuji dalam empat hari mendatang. Bank sentral AS akan menjadi katalis di bursa saham hingga Kamis," ujar Analis IG Eval Lucas, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (14/12/2015).

Sementara itu,  di pasar mata uang, dolar AS sedikit berubah menjadi 120,89 setelah merosot 0,5 persen pada Jumat pelan lalu. Sedangkan euro stabil di US$ 1,0977 setelah naik 0,4 persen pada akhir pekan lalu.

Bursa saham AS jatuh dengan didorong indeks saham Dow Jones melemah 1,8 persen dan indeks saham S&P 500 susut 1,9 persen. Penurunan bursa saham AS itu lantaran harga minyak tertekan. Harga minyak mentah AS turun 0,2 persen menjadi US$ 35,54 per barel.(Ahm/Igw)

 

*Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini