Sukses

Bunga Bank Tinggi Bikin Masyarakat RI Ogah Sentuh Pasar Modal

di Jepang, jika masyarakat menaruh dana di bank justru akan rugi karena biaya administrasi terhitung besar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal masih sangat kecil. Masyarakat di Tanah Air masih menyukai menyimpan dananya di bank.

Direktur Pengembangan BEI, Frederica Widyasari Dewi menjelaskan, masyarakat Indonesia lebih memilih menaruh dananya di bank karena memang masih menguntungkan. Bank-bank di Indonesia masih menawarkan bunga yang sangat tinggi jika dibanding degan negara lain.

"Indonesia  memang agak beda dengan negara lain. Bunga bank rata-rata 7 persen, Banyak juga yang menawarkan lebih dari itu," katanya Jakarta, Senin (10/11/2014).

Situasi di Indonesia tersebut berbeda jika dibanding dengan Jepang.  Frederica melanjutkan, di negara tersebut, jika masyarakat menaruh dana di bank justru akan rugi karena biaya administrasi terhitung besar. Selain itu, pajak yang diberikan juga cukup tinggi.

"Negara lain taruh di bank minus, boros administrasinya. Makanya harus dipaksa nyari alternatif lain biar uangnya berkembang. Di kita libur nggak ngapa-ngapain dapat bunga," tuturnya.

Menurut Frederica, seharusnya masyarakat Indonesia menghitung matang untung rugi menaruh dana di bank. Sebenarnya, menaruh dana di bank tidak sepenuhnya bisa memperoleh imbal hasil besar.

Masyarakat Indonesia seharusnya sudah tidak hanya memperhitungkan bunga yang diberikan saja namun juga memperhitungkan angka inflasi. "Ada inflasi yang cukup tinggi, tapi masyarakat tidak tahu itu," tuturnya.

Oleh sebab itu, dia menerangkan, BEI dan juga beberapa pihak lain akan mendorong masyarakat di Tanah Air untuk berinvestasi di pasar modal. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengenalkan program Gerakan Nasional Cinta (Genta) Pasar Modal.

Gerakan ini, diharapkan menyerupai program yang dulu telah ada yakni gerakan nasional  'Ayo Menabung'. Dalam jangka panjang, dia menargetkan 1 persen penduduk Indonesia memiliki rekening di pasar modal.

"Kita masih melihat jangka panjang, 1 persen dari jumlah penduduk kita yang saat ini 230 juta juwa. Sekarang kalo dilihat jumlah sub rekening (subrek)  sekitar 450 ribu.  Reksadana, ORI sekitar 1 juta. Memang masih jauh. Kita mesti ke sana," tandas dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.