Sukses

Dirut Lama Pensiun, Ini Bos Baru Unilever Indonesia

PT Unilever Indonesia Tbk akan dipimpin oleh Hemant Bakshi, warga negara India yang mengawali karier bersama Unilever di India sejak 1989.

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mengangkat Hemant Bakshi sebagai Presiden Direktur menggantikan Maurits Daniel Rudolf Lalisang.

Penggantian susunan direksi ini mengingat Maurits Daniel Rudolf Lalisang akan memasuki masa pensiun pada akhir 2014. Maurits bergabung dengan perseroan pada 1980, dan diangkat menjadi Presiden Direktur Perseroan sejak Mei 2004.

Oleh karena itu, perseroan akan mengusulkan untuk mengangkat Hemant Bakshi selaku Presiden Direktur Perseroan menggantikan Maurits Lalisang.

"Pengangkatan Hemant Bakshi selaku Presiden Direktur akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Jadwal RUPSLB akan diinformasikan oleh perseroan secara terpisah," ujar Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk, Sancoyo Antarikso, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/8/2014).

Hemant Bakshi merupakan warga negara India. Beliau mengawali karier bersama Unilever di India sejak tahun 1989. Beliau telah menduduki beberapa posisi senior di operasi global Unilever termasuk posisi SVP HPC di Unilever Hindustan India.

PT Unilever Indonesia Tbk termasuk emiten yang mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia. Hingga 11 Agustus 2014, perseroan mencatatkan kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 238 triliun.

Hingga sepanjang semester I 2014, perseroan mencatatkan penjualan naik 13,94 persen menjadi Rp 17,58 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,43 triliun. Sementara itu, laba bersih naik tipis 0,85 persen ke level Rp 2,84 triliun pada semester I 2014.

Analis PT MNC Securites, Reza Nugraha pernah mengatakan, kinerja sektor saham konsumsi cenderung melambat pada 2014. Hal itu mengingat beban produksi perseroan semakin tinggi dari kenaikan tarif tenaga listrik dan biaya transportasi.

Berdasarkan data RTI, kepemilikan saham perseroan per Juni 2014 antara lain Unilever Indonesia Holding BV sekitar 84,99 persen dan publik kurang 5 persen sebesar 15,01 persen. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini