Sukses

Jurus ITMG Hadapi Lesunya Harga Batu Bara

Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi melemahnya harga batubara yang masih berlangsung saat ini.

Direktur Keuangan ITMG, Edward Manurung mengatakan, perusahaan terus melakukan efisiensi guna menekan biaya dengan mensiasati berbagai komponen pengeluaran.

"Diantaranya dengan mengurangi nisbah kupas (stripping ratio), melakukan efisiensi dalam hal logistik, menerapkan berbagai teknik penambangan, dan mengutamakan belanja modal pada proyek-proyek mendesak," kata Edward  dalam acara investor day, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Edward menambahkan, perseroan juga memanfaatkan ban berjalan (conveyor) untuk mendistribusikan batu bara dari sumber batu bara ke penampungan. Cara ini dinilai efektif  menekan biaya transportasi.  Sebelumnya, perseroan mengangkut batu bara dengan menggunakan kendaraan dengan sumber energi Bahan Bakar Minyak (BBM), tapi kini diganti dengan energi listrik yang lebih murah.

"Itu guna mendukung penurunan biaya produksi jadi harga batu bara turun," paparnya.

Selain itu, ITMG juga telah melakukan konversi bahan bakar kendaraannya, yang sebelumnya menggunakan BBM diubah menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) jenis Compress Natural Gas (CNG). Untuk menerapkan proyek ini ITMG bekerjasama dengan PT Pertamina Gas (Pertagas).

"Kami sudah melakukan konversi BBM ke CNG, nantinya kita ketambang lain. Kami pioner, satu-satunya," pungkasnya.

Produksi batu bara

Rendahnya harga batu bara membuat perseroan tak banyak menambah produksi batu bara. Pelemahan harga membuat perusahaan harus berhati-hati menjalankan bisnisnya.

"Harga komoditas (batu bara) dunia saat ini sedang tertekan dan belum stabil. Oleh karena itu perusahaan sangat berhati-hati dalam menjalankan bisnis," pungkasnya.

ITMG mencatat produksi batu bara kuartal I 2014 mencapai tujuh juta ton.  Pada tahun ini, perseroan membidik produksi 29,7 juta ton, atau hampir stagnan dibanding realisasi produksi batu bara tahun lalu sekitar 29,4 juta ton.

"Untuk tahun ini, kami targetkan produksi flat atau sama dari tahun lalu," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini