Sukses

Hiu Paus Teluk Tomini Terancam Jaring dan Pancing Nelayan, Bagaimana Solusinya?

Mengapa tidak, ikan raksasa dengan nama latin Rhincodon Typus ini, kerap kali tersangkut di jaring alat tangkap ikan nelayan

Liputan6.com, Gorontalo - Objek wisata Hiu Paus Bone Bolango (Bonebol), Provinsi Gorontalo kian diminati para pelancong. Namun di balik itu, Ada persoalan terkait terancamnya keberadaan kawanan hiu jinak di teluk tomini.

Selain mengancam habitat hiu tersebut, para nelayan menghadapi dilema lantaran ikan raksasa dengan nama latin Rhincodon Typus ini, kerap kali tersangkut di jaring alat tangkap ikan nelayan.

Informasi ini dibenarkan oleh Iman Tilahunga, salah satu Tim monitoring Dinas Pariwisata Kabupaten Bonebol. Menurutnya, kawanan ikan raksasa yang bermukim di perairan Desa Botubarani ini sering terlihat terluka.

Hal itu terjadi akibat ikan tersebut seringkali terjerat alat tangkap nelayan. Alat itu seperti tali pancing, kail hingga jaring yang digunakan nelayan.

"Biasanya tali alat tangkap itu terkena di bibir maupun badan hiu paus hingga terluka," kata Iman kepada Liputan6.com.

Meminimalisir ancaman itu, kata Iman, pihaknya telah memasang buffer zone atau zona pembatas antara kawasan wisata. Pembatas itu diletakan dengan radius 100 hingga 200 meter dari kawasan wisata, dengan harapan nelayan tidak bisa menangkap ikan ikan di lokasi itu.

"Mudah-mudahan dengan pemasangan pembatas ini, bisa mengurangi dampak kepada kawanan hiu paus. Jika ada hiu paus yang tidak sengaja tertangkap di luar zona itu, diminta nelayan untuk melepasnya," tuturnya.

Saat ini, di kawasan hiu paus terdapat 3 sampai 4 ekor hiu paus yang muncul setiap hari, terkecuali jika terjadi cuaca buruk.

"Mereka saat ini ada terus, biasanya mereka tidak ada karena di tempat lain ada ikan kecil yang disebut dengan nike menjadi makanan mereka,” imbuhnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Nelayan

Sementara itu, Riski salah satu nelayan setempat mengaku, jika perairan itu memang sudah menjadi tempat mereka mencari ikan. Bahkan jauh sebelum ada wisata hiu paus dibuat, mereka mengais rezeki di tempat itu.

"Kalau bicara siapa yang lebih dulu di situ, kami yang lebih dulu," kata Riski.

Sejak dulu, mereka memang sering melihat hiu di lokasi itu dan sudah menjadi sahabat mereka. Karena bisanya, ikan besar itu bisa mengundang ikan-ikan kecil yang menjadi sasaran tangkap mereka.

"Biasanya kalau ada ikan besar, pasti ikan kecil juga ikut di situ, tetapi sasaran kami bukan hiu paus," ujarnya.

Terkait dengan hiu paus sering terjerat alat tangkap nelayan, itu tidak disengaja. Hanya saja, mungkin hiu itu sendiri yang mendekati alat tangkap mereka.

"Kami juga dilema, tidak mencari ikan, kami dapat uang dari mana. Intinya hiu paus bukan sasaran kami," ia mendaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.