Sukses

Fakta Menarik Kerupuk Melarat, Oleh-Oleh Khas Cirebon yang Enak dan Murah

Kerupuk warna-warni ini memiliki keunikan tersendiri sehingga banyak dicari sebagai oleh-oleh khas Cirebon.

Liputan6.com, Cirebon - Kerupuk melarat menjadi salah satu pilihan oleh-oleh Cirebon yang dibawa wisatawan. Kerupuk warna warni ini memiliki keunikan tersendiri ketika dikonsumsi.

Selain pembuatannya dengan menggunakan pasir, Kerupuk Melarat Cirebon terlahir sejak era kolonial belanda yang pada saat itu sedang mengalami krisis ekonomi.

Cita rasa khas bumbu ketumbar ini banyak diminati oleh wisatawan selepas berlibur ke Kota Cirebon, tak jarang mereka membeli Kerupuk Melrat sebagai oleh - oleh untuk keluarga dirumah.

Harga Terjangkau

Bahan baku dan pembuatan Krupuk mlarat sangat mudah didapatkan, hal ini menjadikan harga krupuk mlarat sangat terjangkau dan banyak diminati.

Krupuk Melarat ini banyak diminiti wisatawan selain kerupuk yang renyah dan enak, Krupuk Mlarat juga mematok harga Rp 5000 per satu bungkusnya.

"Di pasar tegalgubug harga per satu bungkus kecil Krupuk Mlarat kisaran Rp.5 ribu ada yang Rp.10 ribu juga". Kata Tuti Damayanti (23/08/2022).

Sehat dan Bebas Kolesterol

Mungkin sebagian orang berpendapat menggoreng dengan menggunakan pasir memberikan makna yang tidak higenis. Walaupun demikian, krupuk yang digoreng dengan pasir cenderung lebih sehat dibandingkan krupuk yang digoreng menggunakan minyak.

Dan bahan utama pembuatan krupuk mlarat yaitu berasal dari aci atau sari singkong, sehingga tidak mengandung gulaten

Pasir Bersih

Mungkin dari sebagian orang menganggap kerupuk yang digoreng menggunakan pasir adalah suatu hal yang tidak higenis atau kotor.

Namun, harus disadari bahwa penggunaan pasir untuk pembuatan krupuk mlarat adalah krupuk yang dibuat dengan pasir yang dicuci bersih, pasir yang biasa digunakan adalah pasir laut, pasir tanah yang sudah disaring.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Zaman Kolonial

Pada tahun 1920 masa kolonial Belanda menetapkan kebijakan tanam paksa atau cultuurstelsel, rakyat dipaksa untuk menanam tanaman yang berniali mutu tinggi seperti kopi, tebu, sagu, palawija dll.

Sedangkan untuk menanam bahan pangan padi sangat dilarang keras pada saat itu, lalu mereka memutuskan untuk menanam singkong dan diolah menjadi krupuk.

Karena pada saat itu dunia mengalami krisis ekonomi, dan Indonesia pada pemerintahan Belanda pun ikut terkena imbasnya, mereka mempunyai alternatif lain yaitu menggorengnya dengan pasir yang sudah dicuci bersih.

Penyebutan krupuk mlarat digunakan oleh orang - orang kota karena dianggap sebagai simbol kemiskinan karena tidak menggunakan minyak goreng.

Pengganti Minyak Goreng

Indonesia sempat dilanda krisis minyak goreng pada tahun awal tahun 2022, krisis minyak goreng tersebut menggemparkan seluruh masyatakat Indonesia.

Hal tersebut tersebut tidak berpengaruh bagi produsen krupuk mlarat, pasalnya mereka tidak mengandalkan minyak goreng sebagai bahan baku pembuatan krupuk mlarat.

Hal tersebut bisa dijadikan alternatif seiring dengan kelangkangan minyak goreng dipasaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.