Sukses

Brem, Camilan Madiun yang Pernah Dianggap Mewah

Semakin baik kualitas brem, maka brem tersebut akan semakin cepat leleh di mulut saat dimakan.

Liputan6.com, Madiun - Brem merupakan salah satu kudapan khas Madiun, Jawa Timur. Brem sendiri merupakan sebuah panganan yang terbuat dari fermentasi beras ketan yang dipadatkan hingga seperti balok tipis.

Brem memiliki warna kekuning-kuningan dengan rasa manis dan sedikit asam. Semakin baik kualitas brem, maka brem tersebut akan semakin cepat leleh di mulut saat dimakan.

Dikutip dari berbagai sumber, camilan Madiun ini berasal dari dua desa, yakni Desa Kaliabu dan Desa Bancong. Brem Madiun sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan dianggap sebagai makanan ndeso tetapi cukup mewah pada masa itu.

Sebab, orang-orang desa lebih memilih makan nasi atau makanan berkarbohidrat daripada brem yang sama sekali tidak mengenyangkan, sehingga brem hanya tersedia di rumah-rumah orang berada. Asal nama 'brem' pun memiliki banyak versi, salah satunya karena proses pengeraman yang dilakukan selama berhari-hari.

Istilah peram dalam bahasa Jawa terdengar seperti 'prem' dan jadilah nama brem. Resep pembuatan brem juga diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses Pembuatan Lama

Proses pembuatan brem cukup panjang dan memakan waktu. Beras ketan putih harus direndam semalaman, barulah dicampur dengan ragi dan soda kue.

Setelah ragi dan soda kue telah tercampur secara merata, beras kentan tersebut di fermentasi selama 7 hari, hingga menjadi tape ketan. Setelah proses fermentasi selesai, tape kemudian disaring atau dipres untuk mendapatkan air sarinya.

Air sari tersebut direbus sampai mengental dan dimasukkan ke dalam wadah besar. Adonan tersebut kemudian ditambahkan soda kue dan diaduk hingga berwarna putih hingga bertekstur seperti pasta.

Proses pun berlanjut dengan memasukkan adonan ke dalam cetakan brem dan meratakan permukaannya. Setelah itu disimpan sehari semalam (bisa lebih) hingga adonan memadat dan siap untuk dipotong atau disajikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk dan varian rasa brem Madiun juga turut mengalami perkembangan. Kini banyak dijumpai brem rasa stroberi, cokelat, jeruk, melon, durian, dan sebagainya.

Warnanya juga beragam menyesuaikan rasanya. Bentuk brem pun tidak melulu persegi panjang dan pipih seperti lempengan balok.

Saat ini, banyak ditemui brem berbentuk layaknya permen, lempengan pipih bundar, brem celup, dan bentuk-bentuk kecil yang bisa dimasukkan mulut dalam satu suapan. Tak hanya rasanya yang unik, brem Madiun juga memiliki banyak manfaat.

Kadar alkohol yang rendah pada brem diyakini dapat membantu menaikkan kadar hormon, mengurangi risiko serangan jantung, meningkatkan DHEAS (dehydro-epiandrosterone) untuk memperlancar peredaran darah dalam tubuh dan menurunkan kemungkinan penyumbatan aliran darah pada saluran arteri, menurunkan kadar asam dalam darah, dan mengurangi kadar kolesterol.

Tak hanya itu, rutin mengonsumi brem juga bisa membantu proses penyembuhan dan peradangan wajah akibat jerawat serta menetralisasi lemak yang berlebihan di kulit wajah dan mencegah timbulnya jerawat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.