Sukses

Awal Munculnya Lalapan, Kuliner Khas Sunda yang Bikin Awet Muda

Pada 1930-an, lalapan tidak hanya berbentuk dedaunan mentah di tanah Sunda.

Liputan6.com, Bandung - Lalapan merupakan salah satu pendamping pada kuliner khas Sunda. Keberadaan lalapan selalu hadir untuk menemani nasi panas dan sambal pada aneka makanan, terlebih pada kuliner Jawa Barat.

Bagi orang Sunda, sebuah masakan terasa tak lengkap tanpa kehadiran beraneka ragam sayuran mentah di sampingnya. Lalapan berasal dari kata "lalap" yang berarti daun-daun muda, mentimun, petai mentah, dan masih banyak lagi.

Keberadaan lalapan sebagai pelengkap sebuah masakan sudah menjadi tradisi dan karakter masyarakat Sunda. Dikutip dari berbagai sumber, keberadaan lalapan sudah ada sejak ribuan tahun lamanya.

Makanan ini bahkan disebutkan dalam Parasati Taji 910 masehi yang ditemukan di Ponorogo. Dalam prasasti ini, lalapan dikenal sebagai kuluban Sunda.

Pada 1930-an, lalapan tidak hanya berbentuk dedaunan mentah di tanah Sunda. Lalap juga berupa umbi seperti kunyit atau kencur, buah-buahan muda, mentimun, juga bunga seperti kenikir, honje atau combrang.

Retno Hendariningrum dalam jurnalnya yang berjudul Budaya dan Komunikasi Kesehatan (Studi Pandangan Kesehatan pada Masyarakat Sunda dalam Tradisi Makan Lalapan) menuliskan bahwa beberapa penelitian sosiologi mengungkap konsumsi lalapan sudah menjadi budaya, tradisi, dan karakter masyarakat Sunda.

Hal ini diperkuat oleh letak geografis dan keadaan alam tanah Sunda. Letaknya berada di wilayah Jawa Barat yang dikelilingi oleh gunung dan pegunungan, menjadikan tanah Sunda begitu subur.

Berbagai jenis sayur mayur dapat tumbuh dengan baik di tanah Sunda. Keadaan alam yang dingin membuat orang Sunda berupaya membuat makanan yang mampu meningkatkan rasa panas dalam tubuh.

Pewarisan budaya mengonsumsi lalapan juga terlihat dengan adanya mitos mengenai kecantikan dan rahasia kulit mulus gadis Sunda berkat makan lalapan sebagai gaya hidup. Meskipun kini banyak makanan Sunda yang modern, tetapi dalam penyajiannya tetap tak pernah lepas dari lalapan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.