Sukses

Gerombolan Mahasiswa Halangi Jurnalis Liput Dugaan Penganiayaan di UIN Palembang

Gerombolan mahasiswa mencoba menghalangi kerja para jurnalis yang akan meliput kasus dugaan penganiayaan di kampus UIN Raden Fatah Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Kasus dugaan pengeroyokan AR (19), mahasiswa Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanoria Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang , Sumsel, kini sudah dilaporkan ke Polda Sumsel.

Penganiayaan tersebut diduga dilakukan 10 orang mahasiswa senior, saat pendidikan dasar (diksar) salah satu organisasi kampus, di Bumi Perkemahan (Bumper) Pramuka Gandus, Kecamatan Gandus Palembang beberapa waktu lalu.

Pada Selasa (4/10/2022) kemarin, korban didampingi keluarga dan kuasa hukumnya, resmi melaporkan kasus dugaan penganiayaan yang dialaminya.

Di hari yang sama, Tim Investigasi UIN Raden Fatah Palembang melakukan interogasi ke para terduga pelaku penganiayaan AR, di gedung Rektorat UIN Raden Fatah Palembang, dari pagi hingga sore hari.

Ada 7 orang awak media, 5 di antaranya jurnalis perempuan, yang menunggu di teras Rektorat UIN Raden Fatah Palembang, untuk meminta konfirmasi ke pihak UIN Raden Fatah Palembang, terkait hasil investigasi ke para terduga pelaku.

Sekitar pukul 18.00 WIB, para awak media masuk ke lantai 1 gedung Rektorat UIN Raden Fatah Palembang, diiringi dengan puluhan mahasiswa yang turut serta memadati lokasi tersebut.

Beberapa menit kemudian, para awak media merekam para terduga pelaku yang turun dari lantai atas. Sayangnya, puluhan mahasiswa yang berada di ruangan tersebut berusaha menghalangi jurnalis untuk melakukan peliputan.

Mereka mendorong dan berusaha menutupi kamera ponsel dari para awak media, agar tidak merekam para terduga pelaku tersebut.

"Awas-awas mundur-mundur. Jangan seperti itu cari berita oi," ucap salah satu mahasiswa di lokasi kejadian di UIN Raden Fatah Palembang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jurnalis Dihalangi

Sempat terjadi dorong-dorongan, bahkan salah satu jurnalis mengalami kekerasan. Yakni berupa pukulan ringan ke tangannya, yang mengakibatkan salah satu jurnalis tidak bisa bekerja maksimal.

"Karena kejadian ini, kami akhirnya kehilangan kesempatan untuk bisa mengabadikan fakta yang seharusnya kami liput," ujar Mita, jurnalis Palembang yang mengalami pemukulan ringan tersebut.

Nefri Inge, jurnalis Liputan6.com yang meliput di lokasi, juga turut dihalang-halangi oleh puluhan mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang tersebut. Padahal dia bersama rekan jurnalisnya, sudah menjelaskan posisinya sebagai awak media, namun tidak diindahkan.

“Mereka berusaha menutupi kamera saya, mendorong saat saya melakukan perekaman video tersebut. Penghalangan dilakukan dengan berusaha menutupi jangkauan kamera saya, dengan jaket, tangan dan lainnya,” ucap Nefri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.