Sukses

Di STMIK Komputama Cilacap, Ketua ICSF Ungkap Lemahnya Cyber Security di Indonesia

Rendahnya kesadaran keamanan siber membuat masyarakat Indonesia rawan menjadi korban kejahatan digital atau siber. Karena itu, perlu pemahaman bahwa keamanan siber atau cyber security

Liputan6.com, Cilacap - Rendahnya kesadaran keamanan siber membuat masyarakat Indonesia rawan menjadi korban kejahatan digital atau siber. Karena itu, perlu pemahaman bahwa keamanan siber atau cyber security merupakan bagian penting dari sistem operasional.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja dalam stadium general STMIK Komputama, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (1/10/2022).

"Memang masih banyak kekurangan (cyber security). Kalau asal membuat atau mengoperasionalkan website itu mudah, semua orang bisa," kata Ardi.

Karena itu, kesadaran sistem cyber security ini sudah harus menjadi bagian tak terpisahkan. Hal itu dilakukan demi melindungi para pengguna atau pemilik sebuah situs, baik pemerintah maupun swasta.

Di sisi lain, dia juga mengajak generasi muda, sebagai pihak yang paling banyak memanfaatkan media digital untuk sadar keamanan siber. "Peretasan, doxing itu keniscayaan. Yang bisa dilakukan adalah bagimana menekan potensi itu," ucap dia.

Dia mengaku antusias memberikan materi cyber security di depan mahasiswa STMIK Komputama. Ini sejalan dengan program forum yang ingin terus mensosialisasikan dan ikut membangun keamanan cyber di tanah air.

"Saya tertarik untuk datang atas undangan panitia seminar. Apalagi setelah melihat potensi kampus, terutama dari sisi mahasiswa. Para mahasiswa dari Cilacap ini punya potensi dan talenta untuk masuk ke industri keamanan cyber," ujar dia.

Menurut dia, keberadaan kampus ini di Cilacap juga sangat penting karena sudah bergerak di bidang TI dan keamanan cyber. Sebab, keamanan siber bisa menjadi isu kapapun karena pada dasarnya, sistem keamanan siber di tanah air masih sangat lemah.

"Hingga tren peretasan web atau data pribadi tiap tahun meningkat," ucap dia.

Contohnya, September lalu muncul pencurian data dari web pemerintah. Namun tidak menutup kemungkinan di masa mendatang web swasta juga akan diretas. Demikian juga dengan data pribadi dari para pejabat, politisi sampai selebriti.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memperkuat Cyber Security Engineering

Dosen Prodi TI STMIK Komputama, Nana Kusnana mengatakan, STMIK Komputama memilih seminar ini dengan adanya tren peretasan oleh hacker yang sempat ramai menjadi pembicaraan publik.

Apalagi setelah adanya kebocoran data masyarakat oleh Bjorka yang menggegerkan publik sepanjang September 2022.

Menurutnya, cyber security menjadi salah satu konsern kampus berbasis IT di Cilacap itu.

Pihak kampus terutama Program Studi TI berhasrat kuat agar mahasiswa mampu memahami secara mendalam tentang sistim keamanan siber. Hal ini bahkan menjadi sebuah ending goal prodi tersebut yakni engineering cyber security.

Selain mahasiswa, STMIK juga mengundang siswa SMA dari berbagai wilayah di Cilacap. Kurang lebih sebanyak 500 orang mengikuti acara ini.

"Harapannya, nanti anak-anak muda ini yang akan semakin memperkuat cyber security engineering di masa depan," kata Nana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.