Sukses

Di Balik Gerakan 30 September, Ada Kisah Tragis Kakak Beradik Letjen S Parman dan Ir Sakirman

Kisah pilu yang menyelimuti kakak beradik demi perjuangannya masing-masing.

Liputan6.com, Jakarta - Letjen S. Parman merupakan salah satu pahlawan revolusi yang gugur dalam Gerakan 30 September atau G30SPKI. Pemilik nama lengkap Siswondo Parman ini lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918 silam.

Nama Letjen S. Parman sudah tidak asing lagi khususnya bagi warga Ibu Kota Jakarta, karena namanya juga digunakan sebagai nama jalan di daerah Jakarta Barat untuk mengenang perjuangannya mempertahankan NKRI berlandaskan Pancasila. 

Perjalanan awal karirnya di bidang militer dimulai dengan mengikuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sampai pada akhir Desember 1945, ia diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara (PT) di Yogyakarta. 

Selama Agresi Militer II Belanda, S Parman turut berjuang dengan melakukan perang gerilya. Pada tahun 1949, ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.

Salah satu keberhasilannya yakni membongkar rahasia gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang akan melakukan operasinya di Jakarta dibawah pimpinan Westerling.

Sampai akhirnya, S Parman ditetapkan sebagai perwira intelijen sehingga banyak tahu tentang kegiatan PKI. Hal inilah yang menjadikannya sasaran utama PKI, apalagi ia pun menolak rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani. 

Akibatnya, ia menjadi korban penculikan oleh Resimen Tjakrabirawa. Padahal, saat itu sang kakak kandungnya, yaitu Ir Sakirman tengah menjabat sebagai petinggi di Politbiro CC PKI.

Pada peristiwa yang disebut G30S PKI ini, S Parman diburu oleh pasukan Tjakrabirawa di bawah pimpinan Serma Satar dan diculik untuk dibawa ke Lubang Buaya bersama tokoh-tokoh lainnya hingga meninggal di tempat.

Tak disangka, Ir Sakirman yang sebelumnya adalah seorang nasionalis yang senang melihat kedatangan Jepang daripada komunis yang anti-fasis, kini dianggap sudah mengetahui rencana penculikan adiknya oleh PKI.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini