Sukses

Belasan Murid SD Diduga Keracunan Usai Makan Permen, Ini Kata BPPOM Pekanbaru

BBPOM Pekanbaru menyatakan belasan murid SD di Kabupaten Indragiri Hilir yang keracunan makanan bukan karena permen yang dikonsumsi.

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM) Pekanbaru akhirnya menerima hasil uji laboratorium permen yang diduga menyebabkan murid SD keracunan di Desa Pungkat, Kabupaten Indragiri Hilir. Hasilnya permen itu memenuhi syarat dan tidak mengandung bahan berbahaya.

Kepala BBPOM Pekanbaru Yosef Dwi Irwan menjelaskan, dugaan keracunan permen itu terjadi pada 12 September 2022. Ada 18 murid mual dan muntah setelah mengaku mengonsumsi permen berbentuk buah.

Atas kejadian ini, BBPOM melakukan uji terhadap permen yang dikonsumsi murid sebagai sampel dan mengambil sampel permen serupa di peredaran. Pihak importir juga diminta melakukan uji di laboratorium eksternal terakreditasi.

"Dengan parameter uji mikrobiologi dan uji kimia berupa cemaran logam berat menunjukkan bahwa produk permen memenuhi syarat," kata Yosef, Kamis siang, 22 September 2022.

Setelah uji laboratorium ini, Yosef menyatakan pihaknya tidak menerima laporan lagi kejadian keracunan karena mengonsumsi permen tersebut.

Terkait adanya gejala mual dan muntah pada belasan murid itu, Yosef menyebut keracunan pangan tidak selalu berasal dari apa yang dimakan. Ada dugaan keracunan itu disebabkan kurang baiknya penerapan higienis sanitasi.

"Ataupun lingkungan tempat dijual panganan atau oleh penjual, jika ada perkembangan baru akan disampaikan," kata Yosef.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbau Hidup Sehat

Yosef mengimbau masyarakat agar menerapkan hidup sehat dalam mengonsumsi pangan, terutama permen untuk anak. Permen jangan dikonsumsi berlebihan karena mengandung gula.

"Jika berlebihan itu tidak baik bagi kesehatan karena bisa menyebabkan kerusakan gigi, obesitas, ataupun penyakit metabolik seperti diabetes melitus," ucap Yosef.

"Ini berlaku pada semua produk pangan yang mengandung gula, garam, dan lemak," tambah Yosef.

Sebagai informasi, sebanyak 18 murid SD di kabupaten tersebut keracunan. Para murid mengaku sebelumnya mengkonsumsi permen berbentuk buah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.