Sukses

Mengenal Jim Geovedi, 'Hacker' Asli RI yang Berhasil Retas Satelit

Indonesia juga memiliki hacker yang sangat ditakuti oleh negara-negara lain.

Liputan6.com, Bandung - Jagat maya tengah gempar lantaran seorang hacker atau peretas bernama Bjorka. Akun anonim itu menjadi sosok yang saat ini menghebohkan dunia internet dan membuat pemerintah Indonesia mulai ketar ketir.

Di dunia peretasan, terdapat nama-nama top yang mampu meretas data lembaga negara, bank, perusahaan-perusahaan besar sampai data penting pemerintahan. Sebut saja Kevin Mitnick, Linus Torvalds, Robert Tappan Morris serta masih banyak lagi hacker lain dengan nama yang sudah mendunia.

Tapi tahukah jika Indonesia juga memiliki hacker yang sangat ditakuti oleh negara-negara lain? Ya, dia adalah Jim Geovedi.

Pria yang lahir di Lampung, 28 Juni 1979 ini adalah seorang pakar keamanan teknologi informasi (hacker) ternama asal Indonesia yang mempunyai reputasi kelas dunia. Dilansir itgid.com, pada 1998-1999, setelah lulus SMA, Geovedi menjalani kehidupan sebagai seniman grafis di Bandar Lampung.

Awalnya, ia belajar tentang komputer dan internet secara autodidak hanya bermodal komputer dan internet. Sering iseng mengotak-atik program, ternyata hal ini membuat Geovedi merasa tertarik untuk mendalami lebih lanjut.

Geovedi pun mulai serius belajar tentang perkomputeran. Ia bisa belajar dari mana saja, termasuk dari chatting atau percakapan.

Dari dunia internet inilah ia bisa tahu tentang masalah peretasan. Ia mulai belajar secara autodidak dan menelusuri ruang obrolan para peretas ternama dunia. Dari obrolan tersebut, Geovedi belajar segalanya termasuk tentang dunia sekuritas.

Hacker Indonesia ini pun kemudian melakukan penelitian lebih lanjut tentang dunia peretasan. Ia melakukan riset selama dua tahun lamanya. Usaha kerasnya ini pun tidak mengkhianati hasil. Namanya mencuat di kalangan sekuritas underground.

Bahkan, ia pun mampu membangun sistem operasi bernama FreeBSD dan OpenBSD. Selain itu, Geovedi juga turut berpartisipasi tentang segala hal yang berkaitan dengan aplikasi sekuriti lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rintis Perusahaan Sendiri

Nama Jim Geovedi yang terus berkibar membuat ia akhirnya membuat perusahaan sendiri untuk lembaga pemerintahan. Ia pun berperan besar karena berhasil membantu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menemukan pelaku penjebol pusat data penghitungan suara Pemilu 2004 lalu.

Perlu diketahui, Jim Geovedi bukanlah seorang hacker kriminal demi kepentingan pribadinya. Pada 2006 (BBC News – 2006), ia pernah menjadi pembicara tentang isu keamanan satelit. Dari hal tersebutlah, Geovedi mencoba untuk mempelajari sistem dan proses kerja satelit yang akhirnya dia dapat menguasainya.

Tidak hanya sekadar mengubah arah satelit, Jim bahkan mampu menggeser satelit yang dia targetkan. Misalnya saja, satelit China yang pernah menjadi uji coba baginya karena permintaan dari negara China langsung untuk menguji pertahanan satelit mereka.

Geovedi menggeser posisinya hingga membuat kliennya itu kewalahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh selajutnya dijadikan acuan sebuah topik pembicaraan dalam acara Black Hat Security Conference di Washington pada Januari 2009 silam.

3 dari 3 halaman

Belajar Autodidak

Saat ini, Jim Geovedi sering diwawancarai tentang sistem keamanan satelit, keamanan perbankan, dan penegakan hukum.

Dalam wawancara dengan Deutsche Welle, Geovedi mengatakan bahwa dengan kemampuannya, ia bisa mengendalikan jaringan internet di seluruh Indonesia, mengalihkan lalu lintas datanya, mengamati lalu lintas data yang keluar masuk, dan memodifikasi semua transaksi keuangan.

Namun, ia tidak tertarik melakukannya. Media sering menyebutnya sebagai contoh orang-orang yang terkenal di industri IT dengan mengandalkan otaknya saja tanpa gelar akademik.

Meski tidak pernah menginjak bangku kuliah, Jim Geovedi bisa mendapat penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulannya. Lalu, dari mana Jim mendapat kemampuan di bidang hacking dan teknologi informasi tersebut? Yang jelas ia belajar secara autodidak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.