Sukses

Menimbang Eco Enzyme Sebagai Pilihan Pengolahan Sampah

Hasilnya bisa dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam berbagai kebutuhan, bukan melulu sebagai pupuk.

Liputan6.com, Semarang - Produksi sampah rumah tangga sepertinya tak mungkin turun. Apalagi dengan bertambahnya populasi manusia. Konsekwensinya produksi sampah rumah tangga juga akan terus naik.

Berbagai metode proses pengolahan sampah dijalankan untuk mereduksi agar sampah lebih bermanfaat.

Metode yang kini tren adalah eco enzyme. Pengolahan dengan metode ini memang menambah nilai keekonomian sampah. Berbanding lurus dengan manfaatnya.

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) melalui mahasiswanya merasa terpanggil mengenalkan metode ini. Adalah Dusun Rowosari, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah yang dijadikan contoh. 

Menurut Evita Oktavia Hutabarat, salah satu anggota tim, metode penguraian limbah dengan ecoenzym dipilih karena hasil olahan bisa digunakan untuk berbagai kepentingan.

"Kelebihan lainnya adalah tidak butuh lahan yang luas, juga tak butuh bak komposer dengan spesifikasi tertentu. Bahkan botol bekas saja bisa," kata Evita.

Jadinya seperti mengolah sampah dengan sampah. 

Menurut Rizal Ahmad Zulfiqor, anggota tim lainnya, eco enzyme bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, campuran deterjen pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak dan penurun suhu di radiator dan masih banyak lagi.

"Jelas manfaatnya lebih banyak dibanding kompos yang berfungsi sebagai pupuk saja," kata Rizal.

Zafira Inas Sarawati, anggota lainnya ikut menyebutkan bahwa aplikasi enzim sampah pada beberapa karakterisitik air limbah telah ditunjukkan dalam beberapa tahun terakhir. 

"Enzim sampah memainkan peranan penting untuk mencapai degradasi yang mirip dengan kinerja enzim komersial," kata Zafira.

Cara membuat,

1. Bersihkan wadah dari sabun atau bahan kimia lain nya

2. Ukur Volume wadah

3. Isi wadah dengan air 60% dari volume wadah

4. Masukkan gula 10% dari jumlah air

5. Masukkan potongan buah dan sayur sebanyak 30% dari jumlah air dan aduk secara merata.

6. Tutup rapat dan beri tanda tanggal pembuatan

7. Buka tutup wadah secara rutin pada hari ke-7; hari ke-30; dan hari ke-90 untuk membuang gas yang terbentuk dalam wadah eco enzyme.

8. Aduk pada hari ke-7; hari ke-30; dan hari ke-90 pada saat membuka tutup wadah.

9. Panen eco enzyme pada hari ke-90 dengan cara penyaringan dan simpan pada wadah yang tertutup

10. Eco enzyme siap digunakan.

Melihat antusiasme warga Rowosari, tim dari Unnes kemudian menghadiahi dengan perbaikan gapura. Gapura dusun yang sebelumnya rusak, langsung dibereskan dengan sentuhan modern, memanfaatkan acrilyk. 

Hadiah ini sebagai apresiasi dan bermanfaat Rowosari akan lebih dikenal jika pengolahan eco enzyme sudah jadi kebiasaan. (Septi).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.