Sukses

Napi di Lapas Perempuan Pekanbaru Luncurkan Buku Suara Hati dari Balik Jeruji

Lapas Perempuan Pekanbaru meluncurkan karya tulis gubahan puluhan narapidana yang dijadikan sebuah buku dengan judul 'Suara Hati dari Balik Jeruji'.

Liputan6.com, Pekanbaru - Lapas Perempuan Pekanbaru meluncurkan karya tulis gubahan puluhan narapidana. Karya itu dijadikan sebuah buku dengan judul 'Suara Hati dari Balik Jeruji'.

Buku narapidana itu merupakan curhatan dan pengalaman 58 warga binaan pemasyarakatan selama menjalani hukuman. Angka 58 sekaligus peringatan Hari Pemasyarakatan beberapa waktu lalu.

Buku ini bisa terbit berkat binaan Srikukuh Budi Utami, seorang petinggi di Kemenkumham. Kepala Lapas Desi Andriyani dan Kepala Pengamanan Emma Tarigan juga berperan memotivasi narapidana.

"Awalnya semua warga binaan menulis apa yang dirasakan, kemudian diseleksi," kata Desi, Jum'at siang, 9 September 2022.

Setelah diseleksi terpilihlah 58 tulisan terbaik. Selanjutnya dikirim ke Jakarta untuk penyuntingan dan diperbaiki beberapa kali sehingga jadilah sebuah buku.

"Ada dua buku dengan judul yang sama, memang cetaknya tidak banyak," kata Desi.

Dengan terbitnya buku ini, warga binaan diharap tidak berpuas diri. Mereka diminta terus berkarya yang nantinya bisa menjadi bekal jika bebas nanti.

Tidak hanya buku, Lapas Perempuan Pekanbaru, baik itu petugas atau narapidana, juga membuat puisi dan lagu. Sebuah lagu berjudul 'Rindu Mama' dan puisi 'Sekolah Tanpa Ijazah' sudah mendapatkan sertifikat hak cipta.

Selain karya tulis, Lapas Perempuan juga membuat ragam kegiatan bagi narapidana. Mulai dari drumband, pergelaran tari adat Melayu Riau, Batak, paduan suara hingga cheerleaders.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merasa Bangga

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Mhd Jahari Sitepu menjelaskan, anggapan Lapas selama ini menjadi tempat penyiksaan dan peredaran narkoba terbantahkan dengan karya-karya narapidana.

"Kenyataannya ini (Lapas) menjadi tempat pembinaan, sejak 1964 ini bukan penjara lagi tapi pemasyarakatan," tegas Jahari.

Jahari bangga karena kreativitas narapidana bisa disaksikan oleh Gubernur Riau Syamsuar yang datang ke Lapas Perempuan Pekanbaru. Begitu juga dengan pejabat lainnya seperti Danrem dan anggota DPRD Riau.

"Jika mereka bebas nanti, ini bisa bermanfaat," ucap Jahari.

Terpisah, Gubernur Riau Syamsuar mengucapkan selamat dan sukses atas peluncuran buku ini. Begitu juga kreativitas lainnya seperti drumband dan tarian adat yang ditampilkan narapidana perempuan.

Syamsuar menjelaskan, apa yang dilakukan Lapas Perempuan Pekanbaru sangat bermanfaat jika bebas nanti. Petugas diminta selalu menggali bakat yang dimiliki oleh narapidana.

"Dengan pembinaan ini warga binaan tidak merasa dalam tahanan," jelas Syamsuar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.