Sukses

Melihat Mahakam Ulu dari Kearifan Lokal, Bisa Jadi Potensi Wisata

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sedang menyiapkan kearifan lokal sebagai daya tarik wisata.

Liputan6.com, Mahakam Ulu - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur berkomitmen mengembangkan sektor pariwisata dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat Suku Dayak. Upaya optimalisasi objek wisata yang selama ini masih belum dikelola secara maksimal akan dilakukan.

Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh mengatakan, sektor pariwisata bakal menjadi industri unggulan yang bisa mendongkrak pendapatan daerahnya. Dia juga mendorong pembangunan di sektor tersebut menjadi destinasi lokal maupun mancanegara di wilayah ujung Kaltim.

“Mahakam Ulu ini memiliki potensi wisata alam dan budaya yang kuat. Kita dukung program wisata ini, dan kita siapkan infrastrukturnya,” katanya.

Sejauh ini infrastruktur masih menjadi kendala untuk wisatawan yang ingin bertandang ke Mahakam Ulu. Tidak hanya itu, pelayanan akomodasi juga masih dirasa kurang maksimal.

“Kita siapkan infrastruktur, supaya akses orang pergi dan keluar dari Mahulu itu mudah. Kita siapkan akomodasi, penginapan hotel dan sebagainya, supaya wisatawan yang masuk ke sini tidak kekurangan,” sebutnya.

Agar maksimal, pihaknya membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) di Kabupaten Mahakam Ulu. Menurutnya, Pemkab Mahakam Ulu sungguh-sungguh menjalankan konsep pembangunan industri pariwisata agar masyarakat sejahtera.

“Kita serius membangun pariwisata di Mahakam Ulu ini, banyak destinasi wisata yang belum dikenal masyarakat luas. Harapannya dari proses persiapan hingga pembangunan dapat berjalan lancar. Nantinya kita lihat, tempat-tempat wisata mana yang mau kita jual untuk menambah destinasi wisata khususnya di wilayah Kaltim," paparnya.

Dia berharap warga sekitar dapat mengelola secara bersama-sama, sebab Mahakam Ulu dikenal sebagai Kabupaten yang memiliki kearifan lokal yang khas. Jika dikelola secara optimal, maka Mahulu akan menjadi objek wisata yang tidak kalah dengan kabupaten-kabupaten lain.

“Harus dikelola secara bersama-sama terutama masyarakatnya. Semua bisa dikembangkan dengan rasa memiliki yang lebih kuat dan manajemen diharuskan melibatkan unsur masyarakat setempat,” ujarnya.

Selanjutnya, jika semua persiapan dan pembangunan infrastruktur terpenuhi, pihaknya akan melakukan promosi.

“Kalau sudah siap, kita promosi, sembari itu kita siapkan pariwisata lain, kita akan bangun kabupaten ini dengan baik dari sektor pariwisata,” katanya.

Bonifasius tidak mau bekerja separuh-separuh, agar nantinya Kabupaten Mahakam Ulu dapat dikenal sebagai kabupaten yang memiliki citarasa lokal dengan potensi wisata berbasis kearifan lokal.

“Pentingnya pembangunan tadi supaya jelas, orang datang ke sini sudah punya tujuan mau lihat apa. Segala macam makanan ada, juga utamanya makanan halal terjamin. Akses menuju area juga yang diprogramkan wisata jelas, mau pulang juga lancar, tertata kan,” ulasnya.

Simak juga video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perahu, Sungai Mahakam, dan Masyarakat Dayak

Bupati Bonifasius Belawan Geh mengajak masyarakat melestarikan sarana transportasi air perahu ces yang menjadi alat transportasi di Mahakam Ulu. Alat transportasi tradisional ini merupakan peninggalan nenek moyang, dan digunakan hingga masa modern saat ini.

Masyarakat Mahulu menggunakan perahu untuk berjalan dari desa ke desa. Agar tidak lekang, Boni akan menjual wisata perahu untuk menarik wisatawan.

“Perahu itu alat transportasi sebenarnya, tapi berbasis kearifan lokal, bisa dijadikan wisata kan,” sebutnya.

Perahu merupakan sarana transportasi air paling utama di Mahakam Ulu. Tidak hanya dijadikan alat penyeberangan, tapi juga digunakan untuk penggerak roda perekonomian.

Petani di Mahakam Ulu menggunakan perahu untuk mengangkut beragam kebutuhan pangan, hasil alam, material, alat ternak hingga kebutuhan sembako dari Kota Samarinda.

“Kalau di kota, orang punya mobil. Kalau di Mahakam Ulu kami pakai perahu ces. Sama saja itu kegunaannya, sebagai alat transportasi sekaligus penggerak roda perekonomian. Nantinya kita jadikan lagi untuk menarik wisatawan,” ungkapnya.

Selama ini bentuk perahu yang digunakan adalah perahu ces dengan alat tambahan berkekuatan 1 hingga 2 PK. Meski pemerintah sedang merancang jalan darat yang menembus dari satu desa ke desa lain, namun perahu dan Sungai mahakam di Mahakam Ulu tidak bisa ditinggalkan.

“Perahu dengan pengembangannya perlu dilestarikan untuk menunjang berbagai aktivitas masyarakat di wilayah perairan dan mempertahankan keberadaan warisan budaya,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.