Sukses

3 Tempat Wisata Bersejarah di Medan, Masih Aktif hingga Kini dan Bisa Dikunjungi dalam Sehari

Medan merupakan salah satu kota terbesar yang ada di Indonesia dan memiliki beberapa tempat bersejarah yang masih terjaga hingga saat ini.

Liputan6.com, Medan Medan merupakan salah satu kota terbesar yang ada di Indonesia dan memiliki beberapa tempat bersejarah yang masih terjaga hingga saat ini.

Bahkan beberapa tempat bersejarah yang berada di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tersebut ada yang sengaja dibuka untuk umum dan menjadi tempat wisata.

Jika sedang berkunjung di Kota Medan, ada 3 tempat wisata bersejarah ini bisa menjadi rekomendasi.

Letaknya yang berdekatan dan berada di pusat kota, 3 tempat wisata bersejarah ini bisa dikunjungi dalam sehari.

Berikut 3 rekomendasi tempat wisata bersejarah di Kota Medan:

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1 Istana Maimun

Berada di Jalan Brigjen Katamso, Kota Medan, Istana Maimun merupakan salah satu tempat bersejarah peninggalan Kesulthanan Deli yang dibangun pada tahun 1988.

Istana Maimun merupakan ikon Kota Medan dan merupakan tempat wisata favorit baik masyarakat Medan maupun luar Kota Medan.

Istana Maimun buka dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB setiap harinya dengan biaya masuk Rp 5 ribu per orang. Wisatawan bisa masuk dan berkeliling melihat bagian dalam maupun luar Istana Maimun.

Melihat langsung desain bangunan dari bagian dalam dan luar, juga bisa melihat benda-benda peninggalan Kesulthanan Deli mulai dari kursi milik raja, hingga benda-benda lainnya.

Ada beberapa benda seperti kursi raja yang bisa diduduki oleh pengunjung. Tak hanya itu, di bagian dalam istana maimun ada toko souvenir yang menyewakan busana khas Melayu yang pisah dipakai pengunjung.

Di bagian luar samping Istana Maimun, pengunjug bisa melihat meriam puntung yang konon merupakan jelmaan sosok seorang wanita yakni putri hijau.

Konon katanya, awal mula meriam puntung ini bermula dari cerita Putri Hijau yang terlahir Desa Seberaya, dekat hulu Sungai Petani (Sungai Deli).

Istana Maimun dibangun tahun 1988 dan arsiteknya adalah warga Belanda bernama TH Van Erp yang bekerja juga sebagai Konijnlijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), atau tentara Kerajaan Hindia-Belanda.

3 dari 4 halaman

2 Masjid Raya Medan

Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al Mashun juga merupakan ikon Kota Medan yang cukup populer.

Masjid kebanggaan warga Medan ini juga merupakan peninggalan Kesulthanan Deli dan berada di pusat Kota Medan yaitu Jalan Sisingamangaraja Medan.

Masjid Raya Medan dibangun oleh arsitek asal Belanda pada tahun 1906 dan memiliki konsep arsitektur perpaduan dari tiga negara. Hingga saat ini, Masjid Raya Medan masih digunakan untuk tempat umat muslim beribadah.

Setiap hari, banyak juga wisatawan yang sengaja datang untuk melihat keindahan langsung Masjid Raya Medan tersebut.

Jika ingin berkunjung ke Masjid Raya Medan, pengunjung diharuskan mengenakan busana tertutup seperti mengenakan hijab atau kerudung bagi wanita dan tidak mengenakan pakaian terbuka.

Masjid Raya Medan juga merupakan satu kesatuan dengan Istana Maimun dan Kolam Deli. Ketiganya memang sengaja dibangun oleh Sultan Deli ke 9 untuk tempat tinggal, setelah itu membangun masjid untuk sarana ibadah serta taman untuk bermain anak cucunya.

Masjid ini bukanlah masjid pertama yang dibangun oleh Sultan Deli di Medan, masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Al Osmani yang berada di Medan Labuhan.

Keaslian bangunan Masjid Raya Medan hingga saat ini masih tetap bertahan dan utuh. Perawatan yang dilakukan hanya sebatas pengecatan dan perbaikan jika ada yang bocor.

4 dari 4 halaman

3 Rumah Tjong A Fie atau Tjong A Fie Mansion

Tjong A Fie adalah saudagar kaya keturunan Tionghoa yang dikenal dermawan di Kota Medan.

Bagi yang ingin mengetahui sejarah hidup Tjong A Fie, bisa mengunjungi Rumah Tjong A Fie yang berada di kawasan Jalan Kesawan Medan.

Rumah Tjong A Fie atau Tjong A Fie Mansion juga masih terjaga hingga saat ini karena terus dirawat oleh generasi keluarga dari Tjong A Fie.

Dengan membayar tiket masuk Rp 35.000 per orang, pengunjung bisa melihat bagaimana kehidupan saudagar kaya di Medan tersebut pada masa lampau.

Bagi yang ingin mengetahui secara lengkap sejarah dan perjalan hidup Tjong A Fie, di Tjong A Fie Mansion juga ada guide yang memang bisa menjelaskan secara terperinci.

Rumah Tjong A Fie dibangun pada tahun 1900 Dengan luas sekitar 6.000 meter persegi dan resmi dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009 lalu. Tjong A Fie Mansion dibangun dengan gaya arsitektur khas Tiongkok dengan memadukan Budaya Eropa dan Melayu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.