Sukses

Kritik Pernyataan Wagub Jabar, IPPI: Poligami Bukan Solusi Tekan HIV/AIDS

Pernyataan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum itu dinilai sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih fatal bagi masyarakat lebih luas dan perempuan secara khusus.

Liputan6.com, Bandung - Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) mengkritik keras soal pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang menyatakan bahwa solusi untuk mencegah HIV/AIDS yang meningkat di Jawa Barat adalah dengan menikah dan poligami.

Koordinator Nasional IPPI Ayu Oktariani mengatakan, bagi perempuan yang hidup dengan HIV dan terdampak HIV di Indonesia, terkait pernyataan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum itu sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih fatal bagi masyarakat lebih luas dan perempuan secara khusus.

Menurutnya, pernikahan baik “monogami” ataupun “poligami” tidak bisa menyelesaikan persoalan HIV, apalagi dianggap sebagai solusi pencegahan HIV/AIDS.

"IPPI menganggap, poligami dan pernikahan di usia muda malah akan menjadi pintu gerbang pada kasus kekerasan pada perempuan," kata Ayu melalui siaran persnya, Rabu (31/8/2022).

Berdasarkan Ringkasan Eksekutif, Catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2022, bahwa kekerasan paling tinggi terjadi di ranah personal yaitu 335.399 kasus di mana di dalamnya ada kekerasan dalam rumah tangga.

Tak hanya itu, dalam catatan pendokumentasian kekerasan IPPI di tahun 2021 terungkap bahwa perempuan dengan HIV menjadi lebih rentan terhadap kekerasan berbasis gender, serta sebaliknya perempuan yang mendapatkan kekerasan seksual menjadi rentan pada HIV dan infeksi menular seksual lainnya.

"Apakah negara kemudian bisa memastikan bahwa setiap pasangan yang akan menikah muda dan berpoligami dapat terbebas dari tindakan kekerasan yang juga membuka pintu gerbang baru pada penularan HIV-AIDS?," ucapnya.

Selain itu, lanjut Ayu, tidak ada yang bisa menjamin bahwa pernikahan baik "monogami" atau "poligami" akan mencegah HIV, jika setiap individu tidak dibekali oleh kesadaran untuk mencegah HIV pada dirinya terlebih dahulu. Pemerintah harusnya memberikan penyadaran yang lebih cerdas tentang konteks pernikahan yang bukan hanya soal menaati perintah agama dan menjauhi perbuatan zinah.

"Makna pernikahan dalam banyak keyakinan dan agama justru kami yakini lebih besar daripada itu, yakni tentang kesanggupan dua orang individu untuk berkomitmen saling menghargai dan bertanggung jawab pada kehidupan, saling melindungi dan menjaga pasangan dan meraih kehidupan yang sejahtera sebagai pasangan yang saling menghargai satu sama lain," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Pendidikan Seksual Reproduksi

IPPI, kata Ayu, melihat solusi yang nyata dalam pencegahan penularan HIV-AIDS adalah dengan menggalakkan tersedianya pendidikan kesehatan seksual reproduksi dan pencegahan kekerasan berbasis gender kepada seluruh masyarakat Indonesia dari mulai remaja sekolah sampai kepada lingkaran sosial yang sudah ada di masyarakat seperti karang taruna, pertemuan PKK ataupun Posyandu.

"Harusnya negara mendorong, semua anak dan remaja untuk menempuh pendidikan atau mendapatkan aktivitas serta hak nya sebagai pribadi dan individu utk berkembang dan maju, bukannya malah “didorong” untuk menikah muda hanya karena dianggap sudah kebelet," kata Ayu.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah dengan jelas memberikan cara dan upaya yang nyata untuk mencegah HIV/AIDS dengan Abstinece atau tidak melakukan hubungan seks sama sekali.

Kemudian Be Faithfull atau setia dengan pasangan; lalu Use Condoms, jika dihadapkan pada risiko tetap menggunakan pengaman, Tidak menyalahgunakan Drugs; dan Edukasi pada pencegahan HIV/AIDS, termasuk Pendidikan Kespro dan pencegahan kekerasan berbasis gender.

Sementara masih banyak orang yang kehilangan kesempatan untuk bersekolah, negara diharapkan bisa memenuhi UU 1945 pasal 31 ayat 1 agar seluruh warga negara bisa memperoleh pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan kesehatan seksual reproduksi sebagai alat pencegahan HIV/AIDS.

"Jika informasi tentang kesehatan seksual reproduksi dan pencegahan kekerasan berbasis gender diberikan dengan tepat, seharusnya malah bisa membantu remaja dan individu usia produktif untuk memahami tentang tubuhnya serta bisa melindungi diri dari kekerasan serta pelecehan," cetus Ayu.

3 dari 3 halaman

Pernyataan Wagub

Belum lama ini, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengklaim solusi untuk mencegah HIV/AIDS yang meningkat di Jawa Barat adalah dengan menikah dan poligami. Selain menikah, Uu menyebut poligami juga untuk menjauhkan diri dari zina.

"Toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya dari pada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," tutur Uu mengutip keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.