Sukses

Alasan BBKSDA Riau Butuh Waktu 3 Bulan untuk Ungkap Penyebab Gajah Hamil Mati di Bengkalis

Hampir 3 bulan gajah hamil tua di Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, tewas tapi kenapa baru sekarang BBKSDA Riau mengungkap penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta - Hampir 3 bulan gajah hamil tua di Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, tewas. Namun barulah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersedia mengungkap penyebab kematiannya.

Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan menjelaskan, hasil pemeriksaaan di laboratorium menyatakan gajah itu mati karena diracun.

"Saat ini kasus dalam penyelidikan kepolisian," kata Genman, Selasa siang, 23 Agustus 2022.

Genman menjelaskan, BBKSDA Riau setelah mendapat informasi gajah mati pada 25 Mei 2022 langsung turun ke lokasi. Pihak medis kemudian melakukan nekropsi atau bedah bangkai.

"Diketahui gajah itu tengah mengandung," ucap Genman.

Setelah nekropsi, petugas mengirim sampel gajah mati itu ke Balai Verteriner, Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Hasilnya keluar seminggu kemudian.

Hanya saja, BBKSDA Riau tidak langsung mengumumkan dengan alasan kepentingan penegakan hukum. Namun, sejauh mana pengusutannya, BBKSDA menyebut bukan wewenangnya menjawab karena ranah kepolisian.

Menurut Genman, kematian gajah ini menjadi perhatian khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik (KKHSDG) KemenLHK, ibu Indra Exploitasia pernah ke lokasi mengawal kasus ini.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pakai Nanas

BBKSDA Riau menyatakan gajah merupakan aset negara sehingga menjadi kewajiban semua pihak melindunginya. Semua pihak perlu membangun pola komunikasi yang terintegrasi antara stakeholder.

Genman juga menyebut perlunya pendataan kondisi pada areal ruang gerak gajah atau kantong sehingga bisa dipetakan semua permasalahan yang ada di dalamnya.

"Dan perlu internalisasi terhadap langkah langkah yang akan dilakukan terutama dalam hal mitigasi konflik," kata Genman.

Informasi dirangkum, gajah itu diracun dengan media nanas. Hal ini diperkuat dengan hasil nekropsi di mana dalam perut gajah ditemukan buah nanas.

Petugas menyimpulkan ada orang yang sengaja menggunakan nanas sebagai racun. Pasalnya, di lokasi tidak ditemukan adanya kebun nanas.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.