Sukses

5 Fakta Menarik Kampung Jamu di Kecamatan Nguter

Pernah mendengar kampung jamu di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah? Kampung tersebut menjadi kota penghasil jamu dan pedagang jamu. Tak sedikit masyarakat di sana merantau ke kota besar untuk menjajakan jamu produksi desanya itu.

Liputan6.com, Solo - Jawa Tengah (Jateng) menjadi salah satu provinsi yang memiliki eksistensi tinggi tentang jamu. Bagaimana tidak, tak sedikit masyarakat dari daerah itu menjadi wiraswasta atau pedagang jamu mulai dari desa hingga kota-kota besar. Bisa kita lihat, banyak pedagang jamu gendong atau lainnya yang berada di kota besar seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung dan daerah lainnya berasal dari daerah-daerah Jateng.

Ada yang menarik dari eksistensi tersebut adalah fakta kampung jamu Nguter, Kabupaten Sukoharjo, di kampung tersebut lah berasal produk-produk jamu tradisional berasal. Bahkan, para pedagang jamu gendong mayoritas berasal dari daerah tersebut. 

Meski kemajuan zaman telah sedikit memupus kepercayaan rakyat bahwa jamu tradisonal adalah obat terbaik ketika sakit dengan obat-obatan modern dan juga produk jamu dari luar negeri, kampung jamu Nguter masih tetap bertahan dan sukses membawa perubahan ekonomi daerah itu sendiri.

Berikut fakta menarik tentang Kampung Jamu Nguter:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sumber Perekonomian Daerah

1. Bertahan di Tengah Masuknya Produk Luar

Kampung Jamu Nguter menjadi daerah penyumbang produksi UMKM dan SDM jamu tradisional. Berjalannya waktu, produk asal luar negeri menyerbu pasar lokal. Namun, daerah ini semakin tahun malah menunjukkan eksistensi, dengan menjamurnya toko-toko jamu dan home industry produk jamu tradisional mereka. 

Tak hanya itu, banyak warga di sana menjadi penyuplai bahan baku jamu tradisional untuk perusahaan besar penghasil jamu tradisional. Pendidikan masyarakat di sana menjadi sorotan, lantaran hanya bermodalkan jamu, mereka bisa mengantarkan pendidikan keluarga mereka hingga universitas. Bahkan, bangunan rumah di Kampung Jamu Nguter tak ada bangunan sederhana, rata-rata rumah di kampung tersebut masuk kategori mewah rata-rata berlantai dua.

2. Penghasil Jamu

Sejak tahun 1965, daerah tersebut menjadi salah satu penghasil jamu tradisional yang digemari oleh masyarakat Indonesia, terbukti pada 2013 Pasar Nguter diresmikan menjadi pasar khusus yang menjual produk jamu tradisional khas Desa Nguter. Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com ada sekitar 16 desa di daerah tersebut yang mengandalkan perekonomian mereka dari menjual jamu gendong dan produk jamu asli Nguter.

Dari 16 desa di sekitar Kampung Jamu Nguter tersebut, masing-masing desa memiliki 50 hingga 150 warganya yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong. 

4. Patung Jamu 

Untuk memberikan apresiasi bagi warganya yang sukses membawa jamu tradisional dikenal di seluruh kalangan, pemerintah daerah akhirnya membangun patung seorang wanita mengenakan kebaya dan menggendong bakul berisi botol-botol jamu. Patung tersebut juga menjadi salah satu icon daerah di Kabupaten Sukoharjo, jika datang ke sana kalian akan mencium aroma rempah-rempah khas.

Selain itu, ternyata kontur tanah di wilayah Kabupaten Sukoharjo, khususnya di Kampung Jamu Nguter itu sangat cocok ditanami tanaman-tanaman yang digunakan sebagai bahan jamu. Tanaman-tanaman yang digunakan untuk jamu tradisional itu di antaranya, jahe, kunyit, temu ireng, temu giring, cabai rambat jamu, dan sebagainya.

5. Pengobatan Tradisional

Jamu-jamu produksi dari Kampung Jamu Nguter dijadikan obat tradisional masyarakat sekitar ketika mereka sakit, jamu tradisional khas buatan daerah tersebut diyakini memiliki manfaat tinggi ketika sedang masuk angin, bahkan ketika menderita penyakit berat.

Bahan-bahan jamu tradisional dari Kampung Jamu Nguter masih menggunakan bahan alami, sehingga masyarakat sekitar percaya dengan khasiat alami produk jamu buatan mereka yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan dengan percaya diri menawarkan produk mereka di tempat mereka menjajakan jamunya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.