Sukses

Jangan Salah Sangka, Ternyata Wingko Babat Bukan Berasal dari Semarang

Wingko babat baru dikenal sejak 1944 di Semarang.

Liputan6.com, Yogyakarta - Wingko babat dikenal sebagai salah satu kudapan khas Semarang, Jawa Tengah. Namun, rupanya sejarah wingko babat khas Semarang ternyata berasal dari Lamongan, Jawa Timur.

Wingko babat baru dikenal sejak 1944 di Semarang. Sedangkan, di tempat asalnya yaitu Kecamatan Babat, Lamongan, jajanan dari tepung ketan dan parutan kelapa ini dibuat sejak 1898.

Dikutip dari berbagai sumber, jajanan wingko pertama kali dibuat oleh Loe Soe Siang dan istrinya Djoa Kiet Nio pada 1898. Keduanya perantau dari Tiongkok yang menetap di Babat, Lamongan.

Usaha Loe Soe Siang diteruskan dua anaknya yaitu Loe Lan Ing dan Loe Lan Hwa. Loe Lan Ing merupakan pewaris generasi ke dua usaha wingko babat di Babat Lamongan.

Sedangkan, Loe Lan Hwa bersama suaminya The Ek Tjong (D Mulyono) dan dua anaknya mengungsi ke Semarang saat Babat dilanda huru-hara pada 1944, dampak dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Kemudian Loe Lan Hwa mulai memproduksi wingko babat di Semarang.

Selain dijual dari pintu ke pintu, jajanan itu juga dititipkan pada satu kios sederhana penjual makanan di Stasiun Tawang. Lambat laun, wingko babat buatan Loe Lan Hwa mulai digemari hingga kini dikenal sebagai makanan khas Semarang.

Semula wingko babat olahan Loe Lan Hwa dan suaminya hanya dibungkus kertas tanpa merek. Setelah banyak pembeli yang bertanya, akhirnya wingko babat itu diberi nama 'Cap Spoor'.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Restorasi Kereta

Ide nama dan logo itu dari gambar sampul buku saran di gerbong restorasi atau kereta makan. Sebab, D Mulyono, suami Loe Lan Hwa, bekerja di bagian restorasi kereta.

Seiring perkembangan Bahasa Indonesia, "Cap Spoor" kemudian diganti 'Cap Kereta Api'. Banyak pelanggannya yang bingung setelah muncul wingko babat buatan orang lain yang juga menggunakan merek bergambar kereta api, Loe Lan Hwa pun menambahkan nama D Mulyono d/h Loe Lan Siang (nama ayahnya) pada kertas pembungkusnya.

Sejak itu juga muncul banyak wingko babat selain merek 'Kereta Api' di Semarang. Selain dititipkan ke kios-kios penjual makanan, wingko babat juga mulai dijual secara asongan.

Sejak Loe Lan Hwa dan suaminya membuka usaha pada 1946, wingko babat sampai sekarang lebih dikenal sebagai makanan khas Semarang daripada daerah asalnya di Kecamatan Babat, Lamongan. Produsen wingko babat kini juga tersebar di beberapa wilayah di Semarang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.