Sukses

Siap-siap Anak Kos, Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat

Kemungkinan kenaikan harga mie instan akan mencapai sekitar tiga kali lipat.

Liputan6.com, Bandung - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan akan ada kenaikan harga mie instan. Kenaikan tersebut dikarenakan perang dari Rusia dan Ukraina.

Kemungkinan kenaikan harga mie instan akan mencapai sekitar tiga kali lipat.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum enggak bisa keluar, di hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian dalam webinar Direkorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (9/8/2022).

Alasan mengapa harga mi instan bakal naik karena gandum sebagai bahan baku utamanya berasal dari negara tersebut. Adapun Indonesia sendiri sampai saat ini masih melakukan impor gandum.

Rusia dan Ukraina adalah negara penghasil gandum yang terbesar di dunia, keduanya menyuplai sekitar 30% hingga 40% dari kebutuhan gandum yang ada di dunia. Maka dari itu, dengan situasi perang yang terjadi pada saat ini gandum pun menjadi salah satu bahan yang langka dikarenakan pasokannya yang terhambat.

Kenaikan harga gandum tersebut turut dirasakan di pasar internasional dan salah satunya termasuk Indonesia yang membutuhkan gandum sebagai salah satu bahan baku mie instan.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

62 Negara Krisis Pangan

Lebih lanjut, Mentan Syahrul kembali menyebut ada potensi 62 negara di dunia masuk dalam kategori krisis pangan. Ini diperkuat dengan pernyataan yang ia dapatkan dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

"Bahkan, beberapa negara lain mengisyaratkan ada kelaparan kurang lebih 13 juta orang di dunia, itu mulai di Ethiopia, ada 62 negara menuju kondisi krisis pangan," ungkapnya.

Ia mengisahkan, rantai pasok dunia terganggu dengan adanya pandemi Covid-19, kemudian diperparah dengan ancaman perubahan iklim, ditambah adanya perang Rusia-Ukraina.

"Climate change (perubahan iklim) membuat semua menjadi tidak linear, tak seperti apa adanya, unpredictable, tak bisa diperkirakan, itu kata dunia, everything non-continous anymore," kata dia.

3 dari 3 halaman

Kabar Sedih

Sebelumnya, kabar mengenai kenaikan harga mi instan di pasaran juga sudah diperkirakan akan terjadi kenaikan karena melihat kondisi dari perang dua negara antara Rusia dan Ukraina tersebut.

Beberapa harga mie instan di warung-warung hingga minimarket juga harganya beberapa ada yang naik. Tentunya hal ini juga menjadi kabar yang cukup sedih karena orang Indonesia sendiri sangat menyukai produk-produk mi instan dan makanan berolahkan mi.

Tidak hanya itu, untuk anak-anak kosan yang juga identik dengan mi instan pastinya sedih mendengar kabar kenaikan harga mi ini. Hal ini mengingat, mie instan merupakan andalan anak kos saat tanggal tua untuk cegah lapar.

Penulis: Natasa K

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.