Sukses

Adik Pengusaha Pempek di Bandar Lampung Ditemukan Tewas dalam Kondisi Terikat

Warga sekitar Kelurahan Sawah Lama, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung dihebohkan penemuan sosok jasad pria di dalam sebuah rumah, Senin (8/8/2022) pagi.

Liputan6.com, Lampung - Warga sekitar Kelurahan Sawah Lama, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung dihebohkan penemuan sosok jenazah pria di dalam sebuah rumah, Senin (8/8/2022) pagi.

Mirisnya lagi, jenazah yang diketahui berinisial ZA (52) yang merupakan adik dari pengusaha pempek di Bandar Lampung ini ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat tali.

Penemuan jasad ini pertama kali diketahui oleh kerabat korban saat hendak memberinya makan. Korban yang disebut-sebut Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) diduga tewas karena bunuh diri.

Keluarga korban, Junainah mengungkapkan kemungkinan ZA mengakhiri hidup dengan cara membenturkan kepalanya.

"Pagi tadi anak saya mau kasih makan, tapi anak saya bilang sudah enggak ada (meninggal). Posisi kepalanya terbentur ke lantai," kata Junainah.

Junainah menjelaskan, sebelum mengetahui kejadian tersebut dia memerintahkan anaknya untuk memberi ZA sarapan. Mengetahui korban sudah tak bernyawa, lantas sang anak langsung memberi tahu Junainah.

Junainah menjelaskan, tangan dan kaki korban memang disengaja diikat oleh pihak keluarga. Lantaran ZA semasa hidup kerap membuat onar, baik kepada keluarga maupun warga sekitar.

"Sering teriak-teriak, jadi emang sengaja kita ikat supaya dia enggak ganggu warga sekitar sini," kata Junainah.

Bahkan, Junainah yang merupakan kakak ipar ZA tak luput dari ulahnya. Junainah menyebut dia pernah diancam korban dengan melempar kursi. Tidak hanya itu, warung usaha pempek peninggalan suaminya juga hendak dirusak oleh korban.

"Sudah keputusan keluarga dan warga sekitar juga, supaya diikat saja tangan dan kakinya tapi tetap dikasih makan," jelasnya.

Dia menjelaskan pula bahwa korban sempat berpindah-pindah tempat sebelum beberapa pekan terakhir ini berada di Bandar Lampung. Menurut Junainah, korban pernah melakukan tindak pidana di Palembang sehingga memilih kabur ke Bandar Lampung.

Mengenai dugaan ODGJ, Junainah mengungkapkan korban sudah mendapatkan pengobatan secara medis di RSJ. Namun, hanya sebatas rawat jalan dikarenakan butuh persetujuan keluarga dan kelengkapan dokumen lainnya.

Penuturan Lurah Sawah Lama, Ridwansyah mengatakan korban merupakan warga Palembang, Sumatera Selatan.

Di Bandar Lampung, korban tinggal bersama kakak iparnya. "Sering berpindah-pindah, kalau di sini mungkin belum ada satu bulan," kata Ridwansyah.

Selain mengetahui informasi perihal tindak pidana yang dilakukan ZA di Palembang, Ridwansyah menyebut beberapa hari sebelumnya korban juga melakukan hal yang sama. Ridwansyah menerangkan dari laporan warga sekitar, korban ketahuan mencuri televisi milik tetangganya. Setelah diserahkan ke pihak berwajib, tetapi yang bersangkutan tidak diproses secara hukum.

"Dari Polsek akhirnya dikembalikan ke keluarga, karena almarhum punya riwayat gangguan jiwa," ujarnya.

Mengenai penyebab kematian korban Ridwansyah tidak menampik mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. "Kemungkinan seperti itu, darah bercucuran di bagian kepala sebelah kanan. Seperti dibenturkan ke lantai," kata Ridwansyah.

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.