Sukses

Menakar Dampak Strategis Pembangunan Bandara di Paser

Berbagai dampak lingkungan akan dirasakan dengan berdirinya bandara di Kabupaten Paser.

Liputan6.com, Paser - Adanya bandar udara yang dibangun di Kabupaten Paser, mempermudah masyarakat luas dalam hal moda transportasi. Di sisi lain, dampak lingkungan strategis dengan berdirinya bandara dapat semakin tumbuh. Berbagai jenis usaha terdapat di Kabupaten Paser. Di antaranya perkebunan, pertambangan, hingga migas.

Selain membantu dari segi bisnis, di sisi lain juga membantu koordinasi Pemkab Paser dengan pihak perusahaan jika ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat, seperti dalam peninjauan langsung harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit dan batu bara.

"Sebagai contoh, untuk kantor cabang saja saat ini tidak diletakkan di Kabupaten Paser. Karena terkendala hal transportasi untuk para eksekutifnya. Dengan adanya bandara ini dan sudah dikomunikasikan, mereka siap untuk membangun kantor cabang untuk para eksekutifnya," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Paser, Inayatullah, Senin (1/8/2022).

Bahkan, dampak lingkungan strategis ini telah dipresentasikan di Kementerian Perhubungan pada bulan lalu. Dikatakan Inayatullah, saat ini di Kabupaten Paser terdapat 4 perusahaan pertambangan batu bara yang produksinya 34 juta ton per tahun. Kemudian, ada yang produksinya 900 ribu ton per tahun.

Sementara, perusahaan perkebunan kelapa sawit milik BUMN memiliki areal lahan lebih dari 62 ribu hektare. Kemudian terdapat tiga pabrik Crude Palm Oil (CPO) di Kabupaten Paser, serta terdapat 18 Pabrik Kelapa Sawit.

"Ada juga Pasir Petroleum Resources Limited di Kecamatan Pasir Belengkong yang sudah produksi 300 barel per hari. Kemudian ada tiga perusahaan izin pemanfaatan kayu hutan tanaman industri," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bandara Perintis

Sementara, untuk bandara yang berada di Kecamatan Tanah Grogot itu, pada tahap pertama sebagai bandara perintis dengan rute penerbangan Tanah Grogot (Paser)-Balikpapan, Tanah Grogot-Samarinda, Tanah Grogot-Banjarmasin, Tanah Grogot-Batulicin (Kalimantan Selatan) dan Tanah Grogot-Makassar.

"Kalau melihat runway dari perencanaan awal 1.850 meter, sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk pesawat jenis jet, Boeing. Tapi nanti itu kita serahkan lagi ke pihak Kementerian Perhubungan, bagaimana mereka yang akan menganalisisnya," urainya.

Inayatullah mengharapkan sebelum bandara itu nantinya dioperasionalkan telah terjalin komunikasi dengan pihak-pihak maskapai. "Kalau memang ini tahap awalnya untuk rute pendek dulu, minimal ada komunikasi dengan yang mempunyai pesawat ATR 72," terang dia.

Rencananya, bulan ini pihak Kementerian Perhubungan akan meninjau lokasi dan dan melihat kondisi terakhir pembangunan bandara Paser. Sekaligus mendapatkan data-data yang valid dengan apa yang telah dipresentasikan oleh Pemkab Paser beberapa waktu lalu.

"Kita presentasikan tidak hanya semata teknis kebandaraannya, tetapi juga sudah melebar ke potensi-potensi yang akan berkembang ketika bandara itu nanti dilanjutkan dan dioperasionalkan," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.