Sukses

1 Balita Korban Odong-Odong Maut Masih Terbaring Kritis, Dokter Minta Doa Masyarakat

Seorang anak korban odong-odong maut di Serang Banten berinisial P (2) masih terbaring kritis di rumah sakit.

Liputan6.com, Serang - Seorang anak korban odong-odong maut di Serang Banten berinisial P (2) masih terbaring kritis di rumah sakit. Dokter RS Hermina Ciruas meminta doa dari masyarakat untuk kesembuhan anak malang tersebut.

Sang putri cantik itu merupakan salah satu dari 33 penumpang odong-odong maut yang tertabrak kereta api di Desa Silebu, Kecamatan Keragilan, Kabupaten Serang, Banten. Dia mengalami luka berat pada bagian kepala dan sudah menjalani operasi.

Wakil Direktur (Wadir) RS Hermina Ciruas dr Dhedy Mardiko mengatakan, seluruh korban parah yang mengalami luka pada bagian kepala sudah dioperasi oleh dokter spesialis dan sedang dipantau kondisi kesehatannya.

"Kategori parah. Yang kritis masih ada 1 dan itu anak-anak. Yang di operasi itu 3 anak-anak dan 1 dewasa," kata Wadir RS Hermina Ciruas, dr Dhedy Mardiko, Rabu (27/7/2022).

RS Hermina Ciruas mengerahkan dokter spesialisnya yang terdiri dari dokter anak, bedah saraf, ortopedi, bedah anak, bedah umum dan dokter anastesi. Bahkan pendampingan psikologis juga dilakukan untuk para anak-anak yang menjadi korban.

Tim khusus itu dibentuk, untuk merawat dan menjaga pasien hingga mereka sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing. dr Dhedy Mardiko juga meminta doa dari masyarakat, agar putri cantik berusia 2 tahun 8 bulan bisa lepas dari masa kritisnya dan segera kembali pulih.

"Karena kritis ya dan ini sedang dilakukan penanganan lebih lanjut. Mohon doanya agar kondisinya bisa membaik," terangnya.

Saat odong-odong tertabrak kereta api pada Selasa siang, 26 Juli 2022, sekitar pukul 11.00 WIB, RS Hermina Ciruas merawat 24 korban yang mengalami luka robek pada kaki dan tangan. Kemudian ada juga yang mengalami cedera pada bagian kepala.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendarahan di Otak

Sementara para Korban luka ringan juga sudah ditangani secara medis. Pemeriksaan juga dilakukan menggunakan USG, rontgen dada dan perut. Setelah dinyatakan tidak ada kondisi kesehatan yang membahayakan, Rabu siang, mereka sudah diperbolehkan pulang dan tersisa 9 korban yang masih mendapatkan perawatan intensif, termasuk putri cantik berusia 2 tahun 8 bulan yang masih berada di ruang ICU.

Dari 9 pasien yang tersisa di RS Hermina Ciruas, 4 di antaranya diambil tindakan operasi untuk menyelamatkan nyawanya dan termasuk dalam kategori parah.

Khusus untuk putri cantik, dokter belum bisa mengetahui kapan dia bisa pulang ke rumahnya, karena harus menunggu perkembangan kesehatannya dulu.

"Jadi itu ada cedera kepala berat, ada benturan di otak. Ada pendarahan di otak. Tergantung kondisinya untuk berapa lama penyembuhan," katanya.

3 dari 3 halaman

Tertabrak Kereta Api

Sebelumnya dikabarkan peristiwa nahas odong-odong tertabrak kereta api terjadi di lintasan Kampung dan Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Selasa (26/7/2022). Akibatnya sebanyak 9 orang meninggal dunia, tiga di antaranya anak-anak.

Sembilan korban jiwa itu adalah kecelakaan odong-odong yang meninggal itu terdiri dari enam dewasa dan tiga anak-anak. Kebanyakan mereka kehilangan nyawanya akibat benturan keras akibat tertabrak KA jurusan Rangkasbitung-Merak.

Berdasarkan informasi, kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB dimana kendaraan odong-odong yang dikemudikan Juli berjalan dari arah barat ke timur. Saat melintas di lintasan KA tanpa palang pintu, tiba-tiba muncul kereta penumpang yang dari arah Merak tujuan Rangkasbitung, sehingga kecelakaan mematikan pun terjadi.

Kendaraan odong-odong terpental sejauh sekitar 10 meter yang mengakibatkan para penumpangnya terlempar. Saat ini, Polres Kabupaten Serang tengah melakukan penyelidikan kasus tabrakan maut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.