Sukses

Insiden 'Microphone Terbang' dalam Rapat DPRD Garut

Video anggota DPRD Garut ngamuk dengan menggebrak dan membanting microphone sempat viral. Juju yang duduk tidak jauh berderet dengan Ketua DPRD Euis Ida Wartiah, terlihat marah setelah pendapatnya tidak direspon Ketua DPRD, sebagai pimpinan rapat.

Liputan6.com, Garut - Rapat pembahasan mengenai rencana peraturan daerah (Perda) kabupaten Garut, Jawa Barat diwarnai insiden 'microphone terbang' yang dilakukan Juju Hartati, anggota DPRD Garut, Senin lalu (26/7/2022).

Wakil rakyat dari partai banteng moncong putih itu, mengaku kesal dengan sikap Ketua DPRD Euis Ida, yang dianggap tidak menghargai pendapatnya, sekaligus cuek terhadap penjelasan mengenai usulan rakerda tersebut.

"Saya marah, karena diabaikan, saya menyampaikan tapi responsnya demikian," ujarnya.

Dalam pembahasan itu, ada tiga rancangan Perda yang disampaikan, yakni perda soal pesantren, kemudian perda pelestarian domba Garut, serta perda tentang penamaan jalan.

Namun, di tengah-tengah penjelasan mengenai rencana pembahasan rancangan perda pelestarian domba Garut, Ketua DPRD Euis Ida, yang memimpin jalannya rapat para wakil rakyat itu menolaknya.

Politikus Golkar itu mengatakan, Perda tersebut dinilai tidak penting dan menyatakan tidak memiliki anggaran untuk pembahasan aturan itu. “Padahal kan jelas anggarannya sudah ada,” ujar dia.

Sontak mantan alumnus GMNI Garut itu marah besar, ia langsung menggebrak meja, membanting microphone dan barang-barang di sekitarnya. Beruntung tidak melukai anggota DPRD lainnya. Suasana ruangan pun langsung hening seketika, hingga beberapa anggota dewan di sekitarnya menenangkan Juju.

Sebelumnya, video anggota DPRD Garut ngamuk dengan menggebrak dan membanting microphone sempat viral. Juju yang duduk tidak jauh berderet dengan Ketua DPRD Garut Euis Ida Wartiah, terlihat marah setelah pendapatnya tidak direspon Ketua DPRD, sebagai pimpinan rapat.

Aktivis Domba Garut, Deni Rinjani, mengaku kaget tragedi ‘microphone terbang’ dalam pembahasan pembentukan Perda Pelestaraian dan Pengembangan Domba Garut.

“Kami apresiasi sikap bu Juju yang gigih memperjuangkan aspirasi kami,” kata dia.

Tidak hanya itu, para kelompok peternak domba mempertanyakan sikap Ketua DPRD yang dinilai menghambat pembahasan aturan itu. “Kami juga ingin menemui Ketua DPRD Garut, Ibu Euis Ida untuk mempertanyakan alasannya ingin menjegal pembentukan perda tersebut,” kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan Ketua DPRD Garut

Ketua DPRD Kabupaten Garut, Euis Ida Wartiah, membantah dirinya berniat menjegal pembentukan Perda Pelestarian Domba Garut.

“Saya sama sekali tidak ada niat untuk menjegal perda itu. Buktinya, perda itu telah kita ajukan untuk dibuat naskah akademiknya oleh pihak STH Garut,” kata dia.

Politikus Golkar itu menilai pendapat dengan narasi meledak-ledak yang disampaikan salah satu anggota dewan hingga viral itu, terkesan direkayasa atau dibuat-buat.

Euis mengaku saat itu, ia tengah berbincang dengan beberapa anggota dewan setelah rapat dengan badan anggaran, namun tiba-tiba terkejut dengan narasi tinggi yang disampaikan salah satu anggota dewan.

“Entah kenapa tiba-tiba Bu Juju marah-marah sendiri,” kata dia heran.

Menurutnya, pembahasan mengenai rancangan perda pelestarian domba Garut masih berlangsung, sehingga tidak bisa selesai dalam satu kali pembahasan.

"Masih banyak proses yang mesti dilalui sebelum perda benar-benar disahkan," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.