Sukses

Kesabaran Membawa Berkah di Pesantren Tradisional Roudhotul Falah Banten

Juli 2021, kamar santri Pesantren Roudhotul Falah Banten yang terbuat dari bambu terbakar. Pengelola bingung bagaimana cara membangunnya lagi.

Liputan6.com, Serang - Kesabaran dan ketabahan membawa berkah nyata di dunia, seperti yang di alami Hanani, pemilik pondok pesantren Roudhotul Falah, di Kampung Sindangmangu, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten.

Pada Juli 2021, kala itu kobong atau kamar santri yang terbuat dari anyaman bambu terbakar, beruntung api cepat dipadamkan dan tidak merambat ke kobong lainnya. Alhasil, hanya dua kobong yang hangus menjadi abu.

Meski tidak ada korban jiwa maupun luka, namun Hanani dan para santrinya bersedih, karena pesantren tradisional itu kebingungan untuk membangun kobongnya lagi. Mereka hanya bisa pasrah atas musibah yang menimpanya.

"Kejadiannya sore, pas Ashar. Padahal santri enggak tidur, saya juga enggak tidur, saya di depan malah. Tapi ya namanya musibah," ujar Hanani bercerita, Kamis (7/7/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pria paruh baya itu bercerita bantuan datang pertama kali dari Dedi Komadi, yang kala itu seorang personil Polsek Serang. Hanani bercerita, Dedi meminta ijin kepada dirinya untuk menggalang bantuan dari teman-temannya.

Dari bantuan yang diberikan Dedi Komadi, Ponpes Roudhotul Falah bisa mendirikan kobong baru dan bangunan untuk dilakukan pengajian yang lebih layak bagi para santri dan santriwatinya.

"Saya juga enggak nyangka bisa kebangun itu juga. Kalau pondok enggak lama, paling 20 harian. Majlis yang lama mah, ada tiga bulan mah. Bangunnya pelan-pelan, karena dananya kan minim, sekalian nungguin dana ngalir," terangnya.

Hanani bercerita awal perkenalannya dengan Dedi Komadi, saat itu Dedi datang ke pesantrennya untuk memberikan bantuan dalam kegiatan Jumat Barokah bersama teman-temannya. Dari situlah mereka kerap bersilaturahmi dan Dedi selalu datang ke pesantren untuk menimba ilmu agama Islam.

"Pak Dedi sering kesini ngasih Jumat barokah. Terus minta ijin ke saya, katanya mau nyisihin rejeki sedikit sama temen-temennya. Terus nyambung-nyambung, Alhamdulillah majlis bisa kebangun, selain kobong yang kebakar," terangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Pengumpulan Bantuan

Ditempat terpisah, Dedi Komadi yang telah berpangkat Bripka dan telah bertugas di Polresta Serang Kota itu bercerita awalnya dia mendapatkan cerita dari Hanani bahwa ponpes nya terbakar. Kemudian Dedi meneruskan informasi itu ke grup whats app komunitas Jumat Barokahnya.

Hari pertama menggalang dana, Bripka Dedi bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 500 ribu. Kemudian dibelikan kebutuhan pembuatan kobong ala kadarnya.

"Waktu itu saya ke pondok pas dapet info kebakaran, Pak Ustad nya nangis cerita ke saya. Terus saya minta ijin untuk open donasi," kata Bripka Dedi Komadi, di Mapolresta Serang Kota, Kamis (07/07/2022).

Bripka Dedi Komadi selanjutnya bercerita bantuan dari teman-temannya terus mengalir, baik berupa barang maupun uang. Pria berkacamata yang sudah melakukan kegiatan Jumat Barokah sejak tahun 2000-an ini bercerita, banyak masyarakat yang memberikan bantuan meski Kobong sudah terbangun.

Bantuan berupa uang, semen, pasir, batu, bata hingga besi, tetap dia salurkan ke Ponpes Roudhotul Falah di Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten. Hingga akhirnya bangunan tempat pengajian bagi santrinya bisa terbangun dengan layak.

"Saya kan kasih info ke grup majlis pengajian rumah tuh, udah kebangun juga masih ada yang nyumbang semen, pasir, nyicil gitu, tetap dikasihin kesana (ponpes). Alhamdulillah nya sampe bisa kebangun majlis yang lebih kayak lah," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.