Sukses

Capai Target Pembangunan, RS Jantung Sulawesi Tenggara Bakal Jadi Rujukan Nasional

Sebelum dijadwalkan tuntas Oktober 2022, RS Jantung Oputa Yi Koo Sulawesi Tenggara setinggi 17 lantai sudah melebihi target pembangunan 75 persen.

Liputan6.com, Kendari - Pembangunan Rumah Sakit Jantung Oputa Yi Koo Sulawesi Tenggara, mendapat apresiasi Bank Dunia. Diketahui, bank dunia melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), memberikan pinjaman pada penyelesaian konstruksi rumah sakit setinggi 17 lantai itu.

Mulai dibangun sejak Agustus 2019, rumah sakit ini rencananya bakal rampung awal Oktober 2022. Sejak dibangun, PT SMI sudah mengikuti perkembangan hingga akhir Juni 2022.

RS Jantung Oputa Yi Koo dianggap mencapai target dari segi penyelesaian konstruksi, keselamatan kerja hingga batas waktu pengerjaan. Malah, penyelesaian sudah melewati batas target pencapaian dari jadwal awal.

Kepala Divisi Pembiayaan Publik PT SMI Erdian Dharma Putra mengatakan, pihaknya melihat perkembangan positif dari waktu awal pembangunan rumah sakit.

"Pertama, penyelesaian tahapan tepat waktu. Kedua, karena merupakan pinjaman daerah Provinsi Sultra, khusus buat rumah sakit jantung, kita harapkan jadi referensi provinsi lain ke depannya," ujarnya.

Terkait hal ini, dia mengatakan, tergantung Kementerian Kesehatan soal apakah Sultra bisa menjadi rujukan. Sebab, menurutnya tak semua daerah punya kewenangan untuk membangun RS khusus jantung.

Dia mengatakan, Pemprov Sultra masih dinilai positif oleh Bank Dunia. Sebab, sampai hari ini Pemprov dinilai bagus dalam mengejar tahap finishing, serta kesehatan dan keselamatan kerja buruh RS Jantung Sulawesi Tenggara.

"Kita harap Oktober 2022, fungsi rumah sakit bisa dinikmati masyarakat," ujarnya.

Dia melanjutkan, pihaknya tidak melihat pembangunan rumah sakit sudah sempurna hingga saat ini. Sebab, setelah fisik nyaris rampung, masih ada item lain seperti pengolahan limbah B3. Pemprov mesti melihat ini juga sebagai prioritas agar bisa menjaga kestabilan lingkungan bagi masyarakat sekitar.

Hal penting lainnya, perwakilan PT SMI ini juga menyatakan, ketersediaan sumber daya manusia di Sulawesi Tenggara mesti menjadi perhatian serius di Rumah Sakit Jantung. Sehingga, ketika pembangunan sudah selesai, masyarakat bisa langsung mendapatkan pelayanan maksimal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemprov Didik Puluhan Tenaga Medis

Saat ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sudah mengirim 50 orang tenaga medis dan kesehatan untuk menjalani praktik lapangan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta dan RS Pusat Otak Nasional.

Rinciannya yakni, tim dokter spesialis, dokter umum, perawat ahli dan staf. Di luar tenaga medis, Pemprov sudah merekrut dari kabupaten Kota.

"Jumlah keseluruhan tenaga medis dan non medis, sekitar 400 orang. Mereka akan dilatih 6 bulan, saat ini sudah berjalan 3 bulan," ujar Kadis Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dr Putu Agustin.

Menurutnya, Fokus rumah sakit, akan fokus ke perawatan dan pengobatan jantung dan otak. Selain itu, rumah sakit juga akan menyediakan perawatan bedah jantung dan syaraf.

"Anggaran peralatan untuk bedah jantung dan syaraf, serta perawatan otak, sekitar Rp70 miliar," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Pembangunan Lewati Target

Saat ini, pembangunan RS Jantung sudah mencapai 75 persen. Pihak kontraktor dibawa pengawasan Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara, sudah menyelesaikan sekitar 75 persen.

Kadis Cipta Karya, Pahri Yamsul mengatakan, pihaknya cukup puas setelah mendapat respon positif dari donatur RS Jantung. Menurutnya, kondisi ini akan menjadi pemacu semangat timnya bekerja sesuai target.

"Saat ini, sementara tahap finishing, kita sudah surplus dari sisi target karena sudah mencapai target lebih awal dari jadwal seharusnya," ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini tinggal menyempurnakan sistem listrik dan sejumlah kekurangan kecil dari fisik bangunan. Dia merinci, ada sejumlah piting listrik yang mesti dipasang dan sedang dalam tahap penyelesaian.

"Kami juga berharap, pembangunan sesuai standar kesehatan dan keselamatan kerja dan peduli lingkungan terhadap bangunan ini, bisa dipertahankan hingga selesai," ujarnya.

Dia merinci, saat ini kontraktor sudah menyelesaikan sekitar 2.000 jam kerja sejak 2019. Pihaknya bersyukur, tidak ada kecelakaan selama penyelesaian pekerjaan. Hal lainnya, membangun di tengah kondisi pandemi Covid-19 juga hampir tak ada halangan berarti.

"Kami harapkan, soal kondisi peralatan alkes, bisa cepat dilelang Pemprov, sehingga bisa segera dipasang," ujarnya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.