Sukses

Pesan Maruarar Sirait dan Yenny Wahid untuk Mahasiswa

Maruarar yakin, 10 - 20 tahun ke depan akan hadir pemimpin hebat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait mengajak mahasiswa-mahasiswi Universitas Indonesia (UI) untuk selalu memiliki karakter yang kuat. Menjadi pemimpin itu harus berkarakter yang diasah sejak masa kuliah.

Maruarar mengajak mahasiswa yang hadir selain aktif kuliah dan berprestasi secara akademik tapi juga mau aktif berorganisasi serta mau memulai bisnis, hal tersebut harus dilakukan bersamaan.

Menurut Ara, sapaan Maruarar Sirait, tidak ada pemimpin hebat yang lahir dengan tantangan yang biasa-biasa saja. Namun pèmimpin hebat pasti dengan tantangan yang besar dan komplek.

"Coba belajar sama Kang Bima Arya Walikota Bogor. Beliau pemimpin yang pancasilais, pencapain beliau sebagai wali kota, pasti karena tempaan yang tidak biasa pada saat beliau berproses menjadi mahasiswa," ujar Ara  saat menjadi pembicara dalam diskusi Grand Design Politik dan Kepemimpinan Nasional: Prospek Kontribusi Generasi Muda Mewujudkan Indonesia Emas 2045 di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Senin (27/6/2022).

Hadir dalam kegiatan yang dihadiri ribuan peserta itu antara lain Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Walikota Bogor Bima Arya, dan Direktur SKSG UI Athor Subroto..

Ara juga memuji Yenny Wahid. Menurutnya, Yenny adalah tokoh perempuan hebat yang dimiliki bangsa ini.

"Kita perlu banyak belajar sama beliau, Anak Presiden, Ketua NU dan Ketua PKB, Gusdur. Tentunya tantangannya tidak mudah, tidak banyak yang seperti beliau yang masih membumi dan pengaruh sekalipun saat ini tidak menjabat apa-apa," tuturnya.

Selain mengikuti desain pendidikan yang sudah bagus di Universitas Indonesia, Ara melanjutkan, yang paling penting dipersiapkan mahasiswa adalah menjadi pemimpin adalah integritas, karakter dan membangun super tim.

"Selain itu kampus harus mempersiapkan mahasiswa menghadapi realitas, harus siap menang, siap kalah. Karena tidak semua yang baik yang berprestasi dikehidupan nyata mereka yang menang. Itu yang sama sama harus kita siapkan menyongsong generasi emas, Indonesia 2045," tambah putra sulung tokoh nasional Almarhum Sabam Sirait itu.

Maruarar yakin, 10 - 20 tahun ke depan akan hadir pemimpin hebat. Untuk itu, dia menyerukan agar para generasi muda memiliki mimpi yang tinggi. "Saya mau sampaikan kepada adik adik berpikir besar tinggi itu penting," katanya.

Meskipun begitu, Maruarar mengingatkan mimpi tidak akan terwujud jika tidak ada tindakan nyata. Baginya, setiap gerakan merupakan langkah awal dalam merealisasikan mimpi-mimpi yang sudah direncanakan dengan matang.

Hal tersebut juga berlaku bagi pemerintah yang sudah menyusun target-target pembangunan. "Jangan sampai lupa bertindak sekecil apapun, memulai dari apa yang bisa kita lakukan," ucap Ara.

Maruarar mengatakan bahwa menyongsong bangkitnya generasi emas Indonesia tahun 2045, diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern, serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

"Untuk mewujudkan Indonesia emas 2045, para generasi muda harus mampu memberikan solusi dari segala tantangan dari teknologi hingga ideologi dalam hal ini, mahasiswa juga harus memimpin bukan hannya perubahan tetapi sudah berubah dengan berintegritas yang baik," jelas Ara.

Untuk itu, dia menyerukan agar para generasi muda memiliki mimpi yang tinggi. "Saya mau sampaikan kepada adik adik berpikir besar tinggi itu penting," katanya.

Meskipun begitu, dia mengingatkan mimpi tidak akan terwujud jika tidak ada tindakan nyata. Baginya, setiap gerakan merupakan langkah awal dalam merealisasikan mimpi-mimpi yang sudah direncanakan dengan matang. Hal tersebut juga berlaku bagi pemerintah yang sudah menyusun target-target pembangunan.

"Jangan sampai lupa bertindak sekecil apapun, memulai dari apa yang bisa kita lakukan," ucap Ara.

 

Sementara itu, Yeni Wahid, menjelaskan bahwa kepemimpinan nasional sekarang ini banyak sekali orang yang hanya fokus kepada siapa, mau siapa menjadi presiden nanti.

"Berikutnya fokusnya ke sana yang dilihat figur figurnya saja tetapi kadang kita lupa bertanya sebetulnya proses berpolitik kita Grand desainnya itu harus diarahkan kepada calon kepada fitur atau kepada tujuan tujuan kita berpolitik ini Apa tujuan kita untuk memilih calon itu apa tantangan kita sebagai bangsa itu apa," ungkapnya.

Untuk itu, ia mengajak adik-adik mahasiswa Universitas Indonesia untuk bicara beyond the fingers yang melampaui figur figur yang ada tetapi bicara pada tujuan berpolitik bangsa.

"Kita ini mau ngapain politik ini dan adalah alat alat untuk apa mencapai konsensus bersama mencapai konsensus, bagaimana negara kita ini dengan penduduk ratusan juta negara dengan populasi keempat terbesar di dunia ini akan dikelolanya seperti apa agar tercipta tujuan bersama kita menjadi negara yang merdeka berdaulat masyarakatnya, rakyatnya makmur dan sejahtera negara kita aman," jelasnya.

Tujuan kita berpolitik, kata dia, adalah untuk memilih pemimpin memilih sistem pemerintahan yang kemudian akan bisa membuat rakyatnya bahagia rakyatnya sejahtera.

"Kita aman-aman saja dan kita bisa menjadi negara yang merdeka berdaulat memainkan peran besar dalam kancah perpolitikan dunia seperti yang saat ini sedang dilakukan oleh Presiden Jokowi mampir ke ukurannya sama mau mampir ke Rusia tujuannya apa sih, tujuannya untuk mencoba mendamaikan," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.