Sukses

Hikayat Pohon Samida yang Bakal Dijadikan Ikon Garut

Keberadaan Desa Samida di Kecamatan Selaawi menunjukan adanya keterkaitan sejarah panjang Kabupaten Garut dengan pengaruh kerajaan Padjajaran, saat Prabu Siliwangi berkuasa.

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat bakal menjadikan pohon Samida, sebagai ikon daerah kota Garut. Sebelumnya, Kota Garut banyak mendapat ragam julukan mulai kota jeruk, kota dodol, hingga kota domba.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, pemilihan pohon Samida sebagai ikon daerah, berdasarkan sejarah panjang keberadaan pohon Samida.

Konon, pohon itu menjadi salah satu simbol atau "jimat" yang digunakan Prabu Siliwangi, sebagai Raja Kerajaan Padjajaran dalam menjaga wilayah kekuasaannya saat itu.

"Kami mempunyai fatsun Prabu Siliwangi terhadap Prabu Kiansantang yang makamnya ada di Garut sebagai putra Prabu Siliwangi," ujar dia.

Tidak hanya itu, keberadaan Desa Samida di Kecamatan Selaawi menunjukkan adanya keterkaitan sejarah panjang Kabupaten Garut dengan pengaruh Kerajaan Padjajaran, saat Prabu Siliwangi berkuasa.

"Jadi ikon Garut itu karena kami ada, khususnya yaitu Kampung Samida yang ada di Selaawi," kata dia.

Dengan menggunakan ikon tumbuhan seperti pohon Samida sebagai ikon daerah, Rudy berharap kehadirannya mampu memberikan semangat bagi warga Garut untuk senantiasa menjaga alamnya dengan baik.

"Ada hubungan mutualisme yang saling menguntungkan yang memerlukan banyak hal dari alam, begitu pun sebaliknya," kata dia.

Ia mencontohkan pentingnya peran akar dalam menjaga dan menyimpan pasokan air tanah yang bemanfaat bagi kehidupan manusia, sehingga harus ada upaya untuk tetap menjaganya dengan baik.

"Jadi air itu tidak datang dengan sendirinya," ujar dia.

Untuk menjaga keberlangsungan Pohon Samida yang dinilai sarat makna dan sejarah itu, rencananya Pemda Garut siap menyuntikkan anggaran untuk menyebarkan bibit pohon dengan sistem kultur jaring.

"Nanti Pemda akan menganggarkan untuk membuat membeli yang seperti ini, ditanam di beberapa tempat tapi harus dipulasara (dijaga) karena ini bukan pohon sembarangan," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.