Sukses

Modus SPBU Curang di Banten, Kurangi Takaran BBM

Ditreskrimsus Polda Banten bongkar perilaku curang SPBU yang mengurangi takaran BBM nya

Liputan6.com, Serang - Ditreskrimsus Polda Banten bongkar perilaku curang SPBU yang mengurangi takaran BBM-nya. Pom bensin bernomor 34-42117 itu berada di Gorda, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten.

Berbagai jenis BBM mereka curangi takarannya, seperti Pertalite, Pertamax, Pertamina Dex, Dexlite, dan Solar.

"Kecurangan perdagangan BBM dengan cara mengatur mesin dispenser yang sudah dimodifikasi menggunakan alat remote control," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Shinto Silitonga, di Mapolda Banten, Rabu (22/06/2022).

Mereka sudah melakukan aksinya sejak tahun 2006. Setiap pengisian 10 liter BBM, takarannya akan berkurang antara 0,5 liter hingga 1 liter, dengan keuntungan per harinya antara Rp4 juta hingga Rp5 juta. Polda Banten memperkirakan keuntungan selama 6 tahun mencapai Rp7 miliar.

"Penyidik menetapkan dua orang tersangka, yakni FT (61) sebagai pemilik dan BP (68) sebagai manajer SPBU," dia menerangkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Modus Kecurangan SPBU

Manajer SPBU, BP, menghubungi pemilik pom bensin dan mengatakan bahwa dia memiliki tenaga ahli yang bisa mengatur mesin dispenser BBM, agar takarannya berkurang. Keinginan itu kemudian disetujui oleh FT sebagai pemilik.

Karena telah mendapatkan persetujuan, BP kemudian memanggil orang yang ahli mesin dan komputerisasi untuk mengubah mesin dispenser untuk dipasangi peralatan pengubah takaran BBM.

"Alat dibuat khusus oleh tim mereka sendiri. Yang mengetahui ini (takaran berubah) hanya sampai pengawas," kata Kasubdit 1 Indag Dirkrimsus Polda Banten, Kompol Condro Sasongko, di tempat yang sama, Rabu (22/6/2022).

Jika dilihat sepintas, maka tidak akan terlihat mesin asli dispenser yang telah dipasangi alat pengatur takaran BBM. Remote control itu dipegang oleh pengawas SPBU secara bergantian, sesuai jadwal mereka bekerja. Jika terjadi pengawasan atau tera ulang, maka mesin itu akan berjalan normal. Namun, saat melayani konsumen yang membeli bensin, maka pengawas akan menekan remote control dan takaran BBM akan berkurang setiap 10 liternya.

"Remote control untuk menghidupkan dan mematikan jika ada pengawasan dan institusi pemerintah," jelas pria berambut plontos itu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.