Sukses

Bangunan Kuno Pabrik Gula Peninggalan Mangkunegaran Jadi Venue ASEAN Para Games

Eks pabrik gula Tjolomadoe bakal menjadi salah satu venue cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang ASEAN Para Games 2022 di Solo. Rencananya salah satu bangunan di eks pabrik gula itu akan disulap menjadi venue pertandingan cabang olahraga tenis meja.

Liputan6.com, Solo - Pesta olahraga ASEAN Para Games XI 2022 yang akan digelar di Solo bakal menggunakan bangunan kuno eks pabrik gula peninggalan Mangkunegaran, De Tjolomadoe sebagai salah satu venue pertandingan. Bukan sekadar bekas pabrik, bangunan yang sarat dengan nilai kultural dan historis ini ternyata membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali terpukau. 

Menpora Zainudin Amali bersama dengan Gibran Rakabuming selaku Ketua Indonesia ASEAN Para Games Organizing Committee (INASPOC) meninjau venue yang akan digunakan untuk pertandingan ASEAN Para Games XI 2022, Senin (20/6/2022). Dua venue yang ditinjau adalah De Tjolomadoe dan Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Venue pertama yang ditinjau adalah Edutorium UMS. Bangunan baru ini rencananya digunakan untuk Muktamar Muhammadiyah pada November 2022 nanti. Sebelum digunakan untuk muktamar, bangunan akan dijadikan venue cabang olahraga para badminton ASEAN Para Games 2022.

"Saya tak membayangkan di Solo ada tempat seperti ini. Mereka akan nyaman bertanding dan pasti akan merasakan senang dengan venuenya. Saya rasa ini standarnya sudah standar internasional dari lapangannya dan tribun penontonnya," jelasnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejarah Pabrik Gula

Setelah melihat kesiapan gedung Edutorium UMS, hampir setengah jam, kemudian rombongan bergeser ke De Tjolomadoe. Pabrik gula ini dibangun pada tahun 1861, zaman pemerintahan KGPAA Mangkunegara IV. Lantas kompleks pabrik gula ini kemudian disulap menjadi objek wisata baru, landmark bersejarah, dan pusat konvensi. Bangunan lawas ini masih terjaga dengan baik, bahkan sejumlah mesin-mesin penggilingan masih terpasang. 

Terpilihnya eks pabrik gula jadi venue ASEAN Para Games bukan menjadi masalah. Mengingat penyelenggaraan ASEAN para Games juga tak luput untuk mengusung sisi kultural budaya yang ada di Solo.

"Saya kira enggak ada masalah kan ini bukan hanya event olahraga tetapi selalu setiap negara menyelenggarakan itu selalu ada kulturalnya. Saya sudah sampaikan ke mas wali, kita harus mereka buat nyaman dan hospitality,” jelasnya.

3 dari 3 halaman

Fasilitas yang Kurang

Melihat keunikan dari De Tjolomadoe, Menpora pun terlihat takjub. Rencananya eks bangunan pabrik gula yang menjadi venue tenis meja. Ia pun meminta sejumlah fasilitas akan dilengkapi agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan untuk pertandingan tenis meja ASEAN Para games.

"Saya kira layak juga karena nanti ada tujuh meja, baik yang disitu di babak semi final sampai finalnya juga yang di sini. Memang persiapannya masih ada beberapa yang harus ditambah lagi misalnya dari AC, karpet dan lainnya. Tetapi mas wali sudah menyampaikan itu tidak ada masalah," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Solo yang juga Ketua INASPOC, Gibran Rakabuming Raka mengatakan untuk venue tenis meja masih terdapat kekurangan fasilitas seperti toilet dan lainnya. Meski demikian kekurangan tersebut akan segera diatasi dengan menyediakan toilet ramah difabel yang portabel.

"Untuk masalah toliet, itu sudah ada yang ramah difabel tapi nanti kita akan instal toilet portabel tambahan khusus difabel. Lalu, untuk masalah AC dan pencahayaan nanti akan kita tambah juga, jadi tidak masalah," tuturnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.