Sukses

Tangan Ajaib Ipda Cahya, Anggota Polres Garut yang Bisa Ubah Kawat Jadi Aksesori Unik

Di tangan perwira menengah Polres Garut Ipda Cahya, gulungan kawat logam mampu dirangkai menjadi perhiasan atau aksesori yang indah dipandang mata.

Liputan6.com, Garut - ‘Tak ada rotan pun jadi’, demikian ungkapan yang tepat disematkan bagi Inspektur Dua (Ipda) Cahya Priatna, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Garut, Jawa Barat ini, dikenal terampil dan telaten merangkai kawat logam tembaga, menjadi karya seni bernilai tinggi.

Sejatinya produk kerajinan hand made itu digeluti oleh kalangan kaum hawa, namun di tangan perwira menengah Polres Garut itu, gulungan kawat logam mampu dirangkai menjadi perhiasan atau aksesori yang indah dipandang mata.

Sebut saja produk bros, kalung atau liontin, cincin, gelang dengan berbagai motif yang unik, bahkan kilauan tembaga yang menyerupai logam mulia emas itu, semakin indah saat dipadupadankan dengan kehadiran batu mulia khas Garut untuk mempercantik produk, indah bukan?

“Kami juga bisa melayani pesanan perhiasan sesuai dengan motif yang dinginkan,” ujar Ipda Cahya, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Rabu (1/6/2022).

Menggunakan stelan pakaian dinas lapangan (PDL), Cahya yang ramah senyum itu mampu mengisi waktu luangnya dengan merangkai salah satu produk logam tersebut. “Sebenarnya tidak sengaja, namun setelah ditekuni dengan serius banyak yang tertarik,” ujar dia mengenang awal rintisan menggeluti kerajinan itu.

Memiliki modal ulet dalam merangkai bahan terutama logam tembaga, Cahya memulai hobi barunya itu sekitar satu dekade lalu, di sela-sela kesibukannya sebagai abdi negara di kesatuan Polri.

Saat itu, ia melihat gulungan kawat logam tembaga di rumahnya, iseng-iseng diubah menjadi kerajinan dengan motif yang ia inginkan untuk menghasilkan produk aksesori perhiasan berkualitas seperti halnya wire jewerly lainnya.

“Saya pernah membuat bros bermotif Babancong (bangunan khas kebanggan masyarakat Garut), kemudian kepala domba hingga kepala harimau dan lainnya,” kata dia.

Selain tembaga, lilitan kawat kuningan, nikel, aluminium, perak, atau emas bisa menjadi bahan lain yang digunakan untuk kerajinan itu. “Saya pilih tembaga karena harganya relatif terjangkau dan murah,” ujar dia dengan senyum ramahnya.

 

 * Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Modal Tekun

Cahya mengaku tidak perlu keahlian khusus yang harus dimiliki perajin perhiasan dari logam kawat tembaga itu, keberanian merangkai lilitan kawat dengan motif yang unik, menjadi kunci utama dalam menghasilkan ragam perhiasan atau aksesori itu.

“Jika digeluti dengan serius ini menjadi peluang usaha menjanjikan,” ujarnya.

Selain itu, kepekaan melihat kekayaan budaya Indonesia yang terkenal beragam, menjadi poin tambahan untuk menghasilkan produk aksesori yang berkualitas.

“Setiap daerah dan wilayah tanah air memiliki ciri khas dan coraknya, itu bisa menjadi inspirasi produk kita,” kata dia.

Dengan keahliannya itu, Cahya kerap mewakili Garut dan institusi Polres Garut dalam kegiatan pameran tingkat kabupaten, wilayah Provinsi Jawa Barat hingga bertaraf nasional.

“Saya berharap banyak lagi kaum milenial yang bisa mengubah hal biasa menjadi sesuatu seni yang bernilai seni tinggi, modalnya satu keberanian dan keuletan,” kata dia.

Selain mampu menghilangkan kepenatan akibat rutinitas pekerjaan, kemampuan menyalurkan hobi seperti membuat kerajinan dari logam tembaga tersebut, mampu menambah pendapatan dapur keluarga.

“Lumayan mambah-nambah, semoga produk yang saya hasilkan lebih beragam dan berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi konsumen,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.