Sukses

Melajah.id Sistem Pembelajaran Berbasis Digital di Bali

Melajah.id merupakan situs untuk membantu sektor pendidikan agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan di tengah pandemi.

Liputan6.com, Denpasar - Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud dalam beberapa tahun ini terus melakukan upaya mewujudkan pembelajaran berbasis digital, hal itu tentunya untuk mewujudkan sistem pennndidikan 4.0 dan menghasilkan bibit-bibit di sektor pendidikan atau SDM unggul dan bisa bersaing di tingkat dunia.

Sebelum adanya  belajar.id yang diluncurkan oleh pemerintah untuk digunakan sebagai akses pembelajaran berbasis di digital, siapa sangka sembilan orang asal Bali ini justru telah lebih dulu membuat website melajah.id. Kata melajah diambil dari bahasa Bali yang artinya belajar.

Sembilan orang yang memang berkecimpung di dunia pendidikan ini dengan sukarela membuat melajah.id dengan ilmu yang dimiliki masing-masing founder sehingga website ini sangat membantu dunia pendidikan Bali, khususnya pada masa pandemi Covid-19 lalu. 

Untuk menyiapkan pendanaan dan mereka patungan, menjadi narasumber di sekolah-sekolah dalam pelatihan IT, bahkan sampai menjual kaos agar website itu tetap berjalan dan bisa memberikan sumbangsih kepada pendidikan khususnya Bali.

Melajah.id dikhususkan untuk membantu sekolah-sekolah dalam proses belajar mengajar secara daring atau bisa menjadi sarana semua orang mengakses kegiatan pembelajarannya. 

Layanan digital ini dibuat secara sukarela dengan kantong pribadi oleh I Wayan Abyong, I Komang Purwata, I Nyoman Pasek, I Dewa Putu Mas Dwipayana, I Wayan Hadi Suartana, Made Kartha, I Ketut Catur Muliawan, I Gusti Ngurah Kamajaya dan I Wayan Ari Sudiawan pada saat awal pandemi Covid-19. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IT Sebagai Pendamping Pembelajaran

Dari hasil patungan dan pemberian server dari salah satu founder mereka membeli domain dan membuat website tersebut. Salah satu founder Melajah.id, I Dewa Putu Mas Dwipayana menyebut melajah.id adalah layanan pendidikan berbasis digital untuk sekolah-sekolah di Bali mulai darii pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di Bali.

"kerjasama dari berbagai pihak menggabungkan teknologi LMS moodle untuk kegiatan pembelajaran digital. Monitoring juga bisa dilakukan oleh Dinas Pendidikan, pengawas dan manajemen sekolah," katanya kepada Liputan6.com di Denpasar, Senin (31/5/2022).

Dirinya menyebut, melajah.id bisa diakses secara umum untuk memantau aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Saat ini, Dewa melanjutkan sudah banyak sekolah-sekolah di Bali yang bekerjasama dengan melajah.id untuk kegiatan akses kegiatan digitalisasi.

"Untuk layanan gratis learning management system (LMS) yang tidak mampu dibuat oleh sekolah secara mandiri (perangkat server dan internet) dan menyediakan SDM (teknisi/IT). Jadi tempat sharing knowledge teknis dan pengelolaan pembelajaran digital," ujarnya. 

Dewa menambahkan, meski pembelajaran daring sudah tidak dilakukan lantaran sudah kembali ke pembelajaran tatap muka, sekolah karena menggunakan kombinasi pembelajaran hibrid learning, atau ujian online, penilaian akhir semester dan penilaian akhir tahun. Karena, adanya keterbatasan infrastruktur yang dimiliki melajah.id pihak belum bisa memberikan kerjasama untuk seluruh sekolah di Bali.

"Sekolah yang memiliki kemampuan financial bagus, mereka membangun learning secara mandiri dan ikut bergabung bersama kami melajah.id untuk sharing infomasi," katanya.

Sementara itu, I Ketut Catur Muliawan, Founder lainnya menyebut sistem PTM sudah diberlakukan kembali dan pembelajaran daring tetap berjalan. Layanan melajah.id dengan sekolah-sekolah yang sudah bekerjsama itu masih tetap berjalan.

Ia mengatakan, jika tim IT di sekolah yang guru-gurunya sudah mampu memberdayakan IT sebagai pendamping pembelajaran. Karena, ada anomali dari sistem PJJ ke PTM sehingga pengetahuan IT, maka itu bisa digunakan sebagai booster pembelajaran untuk mengurangi lost selama berlangsungnya proses belajar mengajar. 

"Meski sudah diberlakukan PTM, kami masih memberikan layanan kepada sekolah yang mengkombinasikan pembelajaran hibrid learning, atau ujian online, penilaian akhir semester dan penilaian akhir tahun. Fokus utama kita lebih kita prioritaskan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan," ujar pria yang juga Bendahara Pengeluaran Disdik Provinsi Bali itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini