Sukses

Berada di 'Ring of Fire', Pelaku Pariwisata Tanah Air Wajib Siap Siaga Bencana

Para pelaku pariwisata Bali diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana alam, seperti menyediakan alat-alat kebencanaan di sekitar destinasi wisata.

Liputan6.com, Denpasar - Menghadapi pariwisata tanggap bencana, Kemenparekraf menyampaikan pelaku Pariwisata khususnya di Bali wajib tanggap darurat kebencanaan, untuk menjaga pariwisata berkelanjutan. 

Hal itu disampaikan oleh, Staf Ahli Bidang Manjemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo mengajak semua pelaku pariwisata dan masyarakat luas untuk menanggulangi bencana demi mewujudkan industri pariwisata Bali yang berkelanjutan.

"Opsi menanggulangi bencana adalah pariwisata yang berkelanjutan. Pelaku pariwisata pun berperan penting dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Ini yang harus kita lakukan, bagaimanapun ini kita adalah masyarakat yang hidup di ring of fire," ujar Fajar, Senin (30/5/2022).

Menurutnya, pelaku pariwisata harus bisa melakukan mitigasi bencana di destinasi wisata, dengan menyiapkan alat-alat pengamanan (safety) untuk tanggap darurat ketika terjadi bencana.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Antisipasi Krisis Pariwisata Akibat Bencana

"Yang harus disiapkan oleh destinasi pariwisata kita adalah alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tanggap darurat ketika bencana itu terjadi," tutur dia.

Fadjar menyebut penanggulangan bencana, pencegahan dan kesiapsiagaan, pelaku pariwisata harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk hasil yang maksimal.

Salah satunya dengan berkolaborasi pemanfaatkan data dan informasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hal tersebut sebagai langkah manajemen krisis kepariwisataan mengantisipasi menghadapi bencana di Tanah Air.

"Kita tidak bisa sendiri dalam pencegahan dan menanggulangi bencana. Diperlukan koordinasi erat antar K/L, misalnya dengan BNPB," ujar Fajar.

Sementara itu, ajang Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang telah dilaksanakan 23-28 Mei 2022 di Bali menjadi momentum mendiskusikan perkembangan dalam Penanggulangan Risiko Bencana (PRB).

"Momentum GPDRR di Bali ini harus menjadi motivasi bagi kita untuk segera atau menyegerakan kesiapsiagaan kita mulai dari pra sampai pascabencana," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.