Sukses

'Gamaik' Bergema di Gelora Bung Karno, Obat Rindu Perantau dari Ranah Minang

Gamaik adalah kesenian yang mempersatukan etnis.

Liputan6.com, Padang - Gamaik pernah menjadi musik yang sangat populer di Ranah Minang, tetapi gamaik juga pernah mati suri. Baru belakangan ini gamaik kembali bergeliat.

Upaya untuk memopulerkan Gamaik kembali terus dilakukan pelaku seni yang fokus dengan musik ini, hasilnya cukup banyak grup gamaik yang bermunculan saat ini.

Gamaik adalah salah satu jenis musik tradisional Minangkabau yang berkembang di daerah pantai barat, Sumatera Barat. Musik ini lahir akibat perbauran antara budaya pribumi Minangkabau dan budaya Barat.

Salah satu musisi Minangkabau yang tergabung dalam grup musik SPD Sampai Hati, Tati mengatakan gamaik merupakan salah satu kekayaan budaya milik masyarakat Sumbar umumnya.

"Iya meski tak lagi sepopuler dulu, namun kami tetap berupaya yang terbaik," katanya, Rabu (25/5/2022).

Bersama musisi Minang lainnya, SPD Sampai Hati akan tampil di Gelora Bung Karno pada 26 dan 27 Mei 2022 mendatang dalam acara bertajuk 'Minangkabau di Tanah Rantau'.

Gelaran itu berlangsung hingga 28 Mei 2022 yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM). Selain akan memainkan tembang-tembang pop Minang, SPD Sampai Hati juga akan membawakan beberapa lagu gamaik lainnya.  

Memang salah satu misi mereka dalam gelaran itu ialah memopulerkan kembali gamaik, selain menghibur, dan mengobati rindu para perantau akan kampung halaman. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gamaik dan Semangat Multikulturalisme

Anggota SPD Sampai HAti lainnya, Ferry YJ mengatakan gamaik memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan, sebab musik ini punya daya adaptasi yang luar biasa, gamaik bisa dipadukan dengan berbagai gaya musik.

"Meski begitu, secara musikalitas, gamaik tetap unik karena strukturnya berbeda dengan musik-musik modern," sambung Ferry. 

Lebih dari itu, yang lebih penting bagi Ferry ialah semangat yang dibawa oleh gamaik itu sendiri. Menurutnya, gamaik membawa semangat multikulturalisme. 

Ia menyebut dalam gamaik ada beberapa unsur budaya, mulai dari India, Tionghoa, dan Minang sendiri. Ini bisa dilihat dari instrumen musiknya.

Ia menerangkan bahwa alat musik gazal dalam gamaik berasal dari India, sementara gambang merupakan alat musik yang dibawa para musisi Tionghoa.

"Kebudayaan Minang kemudian memasukkan unsur pantun dan irama ke dalam gamaik. Ini yang membuat gamaik kaya secara musikalitas," jelasnya. 

Jika ditampilkan dalam format yang lebih tradisional, seperti dalam gamaik baradaik, menurut Ferry, akan terlihat betapa kayanya kesenian ini. Dalam gamaik baradaik, ada seni tari, seni tutur, serta seni musik yang berasal dari perpaduan berbagai kebudayaan.

"Pantun-pantun dalam gamaik jenis ini berisi ajaran budi, nasehat, serta nasib seseorang menjalani hidup," ujarnya. 

Semua itu, lanjutnya, memperlihatkan betapa gamaik merupakan simbol persatuan antaretnis. Gamaik adalah kesenian yang mempersatukan etnis.

3 dari 3 halaman

Perlunya Dukungan Kebijakan dan Penganggaran

Partisipasi SPD Sampai Hati dalam kegiatan yang digelar IKM di GBK itu, tidak terlepas dari upaya Supardi, Ketua DPRD Sumbar bekerjasama dengan Dinas Penghubung Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).  "Mengangkat kembali gamaik bukan hal yang mudah", kata Supardi.

Politisi dari partai Gerindra ini berharap dengan tampilnya SPD Sampai Hati di tanah rantau, generasi muda Minangkabau yang lahir dan besar di rantau mengenal gamaik sebagai bagian dari dirinya.

Selain itu, ia juga berharap masyarakat Minang secara umum, baik di rantau atau di ranah, tidak melupakan gamaik sebagai salah satu kekayaan budaya milik bersama.  

Supardi  juga meminta pada dinas terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Sumbar agar memberi ruang dan fasilitas bagi musisi Minang yang terlibat dalam pengembangan gamaik.   

"Kita berharap Dinas Budaya juga mulai memperhatikan kelangsungan musik gamaik ini", kata Supardi. Hal tersebut disepakati oleh Tati.

Menurutnya, Sumbar yang boleh dikatakan minim sumber daya alam, harus benar-benar melihat seni dan budaya sebagai aset berharga, salah satunya gamaik.  

"Pada 1980-an, saat industri musik di Sumbar sedang maju-majunya, para musisi dan industri ini menyumbang cukup banyak untuk pendapatan daerah. Bayangkan kalau semua itu bisa kita bangkitkan lagi hari ini," ia menambahkan.

Selain Tati dan Ferry, anggota SPD Sampai Hati lainnya yang akan beraksi di panggung nanti yakni, Kadri Tanjung, Saiful Kelana, Eva Kemala, dan lainnya.

Kemudian dibantu akademisi Yon Hendri yang ikut mematangkan persiapan SPD Sampai Hati sebelum tampil di Gelora Bung Karno. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.