Sukses

Tanggapi Pasien Meninggal di RSHS, Yana Minta Faskes Tak Bedakan Pelayanan

Asih dikabarkan dibiarkan kehabisan oksigen dalam kondisi kritis saat dirawat di rumah sakit tersebut.

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengingatkan fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Bandung untuk terus memberi pelayanan terbaik pada masyarakat. Hal itu ia sampaikan usai mengunjungi keluarga pasien Asih Sekarningsih (34) yang meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Asih dikabarkan dibiarkan kehabisan oksigen dalam kondisi kritis saat dirawat di rumah sakit tersebut.

Yana mengatakan, pelayanan harus diberikan tanpa membeda-bedakan jenis fasilitas kesehatan yang dimiliki pasien. “Kami datang ke sini bukan mencari siapa yang salah atau siapa yang benar. Ini bentuk simpati kami, dan kami berharap ini jadi pelajaran bagi kita semua,” katanya.

“Pemerintah Kota Bandung menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Asih. Ini Qadarullah. Semoga Pak Arif dan keluarga bisa menerimanya dengan sabar, kita doakan Ibu Asih diterima iman Islamnya, diwafatkan dalam keadaan khusnul khatimah,” ujar Yana.

Yana berharap kejadian wafatnya Asih menjadi yang terakhir dan tidak sampai terulang lagi.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sakit Kanker Kulit

Sementara itu, Arif Susanto selaku suami Almarhumah Asih mengisahkan, sang istri divonis kanker kulit stadium akhir dan mendapat penanganan yang kurang maksimal saat berobat ke RSHS Bandung.

“Hari Rabu dibawa ke rumah sakit. Perlu tiga laporan untuk bisa ditangani. Sebelum istri wafat pun, beberapa kali lapor ke kamar suster. Saya bilang istri saya kritis, namun tidak ada respons. Setelah istri berpulang, saya juga kan enggak karuan, marah-marah. Baru para petugas itu datang ke kamar,” tuturnya.

Jauh sebelum divonis menderita kanker kulit, almarhum Asih awalnya terluka akibat tak sengaja menginjak paku payung sekitar Oktober 2021 silam. Awalnya, luka di kaki Asih dirawatnya sendiri.

Alih-alih membaik, dalam kurun waktu tiga bulan, luka di kaki Asih justru menjalar sampai ke daerah lutut bahkan sampai ke paru-paru.

“Saya enggak tahu itu sakitnya sakit apa. Yang jelas setelah dua atau tiga bulan, istri ke puskesmas dan akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Santo Yusup. Dapat penanganan operasi ringan lalu dirujuk ke RSHS,” ujar Arif.

 

3 dari 3 halaman

Bantah Kehabisan Oksigen

Sebelumnya, pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung angkat suara ihwal narasi sebuah video pasien perempuan meninggal karena kehabisan oksigen. Video tersebut sempat viral di media sosial.

Peristiwa dalam video tersebut terjadi pada Senin (16/5/2022). Dalam video tampak seorang pasien perempuan dirawat dengan bantuan oksigen dan infus.

Dari narasi video tersebut disebutkan diduga karena suplai oksigen kepada pasien habis. Perekam video pun mengutarakan kekecewaannya kepada petugas rumah sakit setelah memberitahu bahwa oksigen habis. Adapun perempuan yang diketahui mengidap kanker kulit.

Pelaksana Harian (Plh) Direktur Utama RSHS Bandung Yana Akhmad mengatakan, terkait oksigen yang disebut habis dalam narasi video singkat tersebut tidaklah benar.

"Terkait pemberitaan masalah oksigen pasien tersebut, bahwa oksigen yang digunakan pasien itu tidak habis, kalau di video terdengar habis tak sempat tergantikan. Tetapi saat itu sedang mengalir diberikan kepada pasien," katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (20/5/2022).

Yana menjelaskan, berdasarkan amatan dalam video tersebut oksigen pasien terlihat masih terisi. Di mana balon udara yang terpasang dengan masker pasien masih terlihat menggelembung.

"Maskernya masih menggelembung dan ada angka-angka yang di volume tersebut. Pasien saat itu sedang diberikan oksigen karena perlu perawatan serius," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.