Sukses

Menelusuri Rowo Bayu, Situs yang Disebut-sebut Lokasi Asli Film 'KKN di Desa Penari'

Setelah film KKN di Desa Penari tembus 7 juta penonton, sebuah kawasan bernama Rowo Bayu di Banyuwangi ramai jadi perbincangan warga.

Liputan6.com, Banyuwangi - Setelah film KKN di Desa Penari tembus 7 juta penonton, sebuah situs di Banyuwangi ramai jadi perbincangan warga.

Film yang mengadopsi cuitan akun Twitter @Simpleman pada 2019 itu, konon memang benar-benar dialami sekelompok mahasiswa saat sedang Kuliah Kerja Nyata alias KKN. Cerita kronologinya pun begitu detail. Namun perihal nama tokoh dan daerah sengaja dirahasiakan.

Asumsi masyarakat mengenai lokasi desa mistis itu pun bermunculan. Salah satu daerah yang dikaitkan adalah Kabupaten Banyuwangi.

Secara spesifik masyarakat berasumsi bahwa lokasi itu berada di situs keramat yang terletak lereng kaki Gunung Raung yakni Rowo Bayu, Desa Bayu, Kecamatan Songgon.

Lantas benarkah lokasi desa mistis itu berada di situs Rowo Bayu? Jurnalis Liputan6.com mencoba menelusuri situs Rowo Bayu yang disebut-sebut menjadi lokasi asli film KKN di Desa Penari.

Masyarakat menyebut alur cerita dalam film memiliki kemiripan dengan KKN di Desa Bayu pada tahun 2009 silam.

Kepada Liputan6.com, Kepala Desa Bayu Sugito mengatakan, pada 2009 silam ada 11 mahasiswa dari salah satu universitas di Surabaya tengah melakukan KKN di desa setempat.

"Tahun 2009 itu ada 11 orang entah dari kampus mana tapi informasinya dari Surabaya. Saat itu Kepala Desa PJ pak satrio datanya ada tapi kayak kenang-kenangan KKN seperti itu yang sudah tidak ada," kata Sugito.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cerita yang Sama

Cerita yang nyaris sama dengan alur cerita film terjadi pada 7 hari masa KKN, saat 11 mahasiswa tengah melakukan observasi di situs Rowo Bayu.

Saat observasi tersebut ada dua mahasiswa keluar dari rombongan. Mereka memasuki kawasan hutan yang ada di lereng Gunung Raung.

Usut punya usut mahasiswa berbeda jenis kelamin itu masuk ke kampung Ndarungan. Kampung itu dihuni oleh para pekerja perkebunan. Namun sejak tahun 2000 kampung tersebut sudah tidak berpenghuni alias jadi kampung mati.

"Informasi yang kami tangkap dua mahasiswa itu singgah ke kampung tersebut. Informasinya juga mereka melakukan hubungan terlarang di tempat itu," ujarnya.

Namun dari cerita yang ia terima, sepenglihatan dua mahasiswa itu kampung tersebut nampak ramai.

Mereka mengaku ditawari singgah oleh warga perkampungan. Mereka melihat banyak tari-tarian, disuguhi banyak makanan bahkan juga diberi bingkisan.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Bingkisan Kepala Kera

Setelahnya keduanya kembali ke Rowo Bayu dimana rekan-rekannya melakukan observasi. Keduanya menceritakan kondisi yang ada di perkampungan tersebut. Sontak rekan korban pun terkaget dan tidak mempercayai perkataan keduanya.

Untuk membuktikan, kedua mahasiswa itu membuka bingkisan yang didapatnya dari warga kampung.

"Yang dilihat keduanya itu kemungkinan terjadi di alam gaib. Setibanya mereka sampai di Rowo Bayu dibukalah bingkisan tersebut yang ternyata isinya kepala kera," kata dia.

Karena kaget, keduanya lantas pingsan. Oleh teman-temannya kedua anak muda ini dibawa ke kantor desa lalu juga dicarikan seorang dukun. Selama 3 hari mereka tidak kunjung sadarkan diri lantas mereka dibawa pulang ke Surabaya.

"Informasi yang kami terima selisih tiga bulan keduanya meninggal," katanya.

Namun ia tidak berani memastikan, apakah benar Desa Penari itu berada di sekitar Rowo Bayu.

"Kalau mau tahu pastinya seperti apa ya harus mencari sumber terdekatnya yaitu teman-teman KKNnya itu," ujarnya.

Terlepas dari viralnya film KKN Desa Penari, Rowo Bayu sendiri merupakan situs bersejarah yang dikeramatkan oleh warga setempat.

Dulunya Rowo Bayu juga menjadi saksi peperangan besar antara kerjaan Blambangan melawan kolonial yang disebut Puputan Bayu. Terdapat candi dan banyak mata air di tempat tersebut konon pada malam-malam tertentu tempat tersebut juga digunakan mandi oleh makhluk tak kasat mata.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.