Sukses

Tinggi Mana, Takwa atau Syukur? Ini Penjelasan Gus Baha

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menerangkan perihal derajat takwa dan syukur. Menurut Gus Baha, syukur itu lebih tinggi dibanding takwa

Liputan6.com, Cilacap - Kita sering mendengar istilah ‘takwa’ dan ‘syukur’. Kedua kata tersebut tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Namun ketika kita disuguhi pertanyaan, tinggi mana antara takwa dan syukur? Tentu saja tidak mudah menjawabnya.

Mengutip kanal YouTube Pengajian Gus Baha, ulama kharismatik asal Rembang Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menerangkan perihal derajat takwa dan syukur. Menurut Gus Baha, syukur itu lebih tinggi dibanding takwa.

“Dengan Allah ini nomor 1 itu syukur. Syukur itu di atas takwa,” kata Gus Baha

Untuk memperkuat pendapatnya, Gus Baha mengutip Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 123 yang menerangkan perihal derajat syukur yang lebih tinggi dari takwa.

فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Maka bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.”

Maksud ayat tersebut, menurut Gus Baha, manusia diperintahkan untuk bertakwa agar memperoleh derajat orang-orang yang bersyukur. Atas dasar pemahaman terhadap teks ayat tersebut maka dapat dipahami bahwa derajat syukur lebih tinggi dibanding takwa.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hakikat Takwa dan Syukur

Setelah mengetahui tingginya derajat ‘syukur’ yang mampu mengalahkan derajat takwa, lalu apa yang dimaksud dengan takwa dan syukur.

Mengutip NU Online, menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib takwa dimaknai sebagai takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar Al-Qur’an (At-tanzil) dan menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit, dan bersiap-siap menghadapi hari hari akhir.

Imam al-Ghazali menerangkan pengertian takwa dalam kitab Minhajul ‘Abidin sebagaimana dikutip dari tafsiralquran.id meliputi tiga pengertian. Pertama, taqwa yang bermakna takut serta tunduk. Kedua, taqwa yang bermakna mentaati dan beribadah. Ketiga, taqwa yang bermakna membersihkan hati dari berbagai dosa.

Sementara itu al Qusyairi hakikat syukur menurut ahli hakikat adalah pengakuan atas nikmat Allah, Zat pemberi nikmat, dengan jalan ketundukan.

Senada dengan pendapat al Qusyairi, al Junaid mengatakan bahwa syukur itu adalah kau tidak bermaksiat kepada Allah dengan nikmat-Nya.

Demikian sekelumit pengertian tentang takwa dan syukur. Semoga kita tergolong hamba Allah yang senantiasa bertakwa dan bersyukur.

Penulis: Khazim Mahrur

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.