Sukses

Boleh Ditiru, Begini Cara Murid Berkebutuhan Khusus di Jakarta Merayakan Hari Bumi

SLB Negeri 6 Jakarta disasar untuk menawarkan jenis keterampilan yang bisa dilakukan para murid untuk mengisi waktu senggang di rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Sahid Fikri dengan cermat dan cepat melipat sampah plastik bekas bungkus kopi, menggunting, dan menggulung ke dalam sampai lebarnya berkisar satu sentimeter.

Ada banyak bungkus kopi yang diperlakukan sama oleh remaja berusia 19 tahun itu. Fikri tidak sendirian. Di ruangan seluas tidak lebih dari 70 meter persegi itu, ia bersama dengan teman-temannya.

Para murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 6 Jakarta memperingati Hari Bumi dengan menunjukkan keterampilan mengolah sampah plastik menjadi bernilai, Kamis (21/4/2022). Mereka menganyam satu persatu plastik bekas bungkus kopi yang sudah digunting dan digulung ke dalam.

Fikri dan teman-temannya adalah penyandang tunarungu yang bersekolah di SLB Negeri 6 Jakarta. Sebagian masih menyenyam Pendidikan setingkat SMP dan lainnya sudah setingkat SMA.

“Gampang,” ujar Fikri terbata ketika ditanya sulit atau tidaknya menganyam sampah plastik bekas bungkus kopi.

Selama dua jam para murid fokus menganyam plastik bekas bungkus kopi. Hingga seorang pendamping memberi aba-aba mereka untuk berhenti. Waktunya sudah habis, para murid bisa melanjutkan di rumah masing-masing.

Kegiatan menganyam sampah plastik bekas bungkus kopi ini diisinisasi oleh Alfamart (PT Sumber Alfaria Trijaya, tbk). SLB Negeri 6 Jakarta disasar untuk menawarkan jenis keterampilan yang bisa dilakukan para murid untuk mengisi waktu senggang di rumah. Alfamart menggandeng Tri Sugiarti, founder Bank Sampah Tri Alam Lestari untuk memberikan materi menganyam plastik bekas bungkus kopi.

“Selain menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan hidup, kegiatan ini juga bisa mengasah keterampilan anak-anak sehingga waktunya tidak habis digunakan untuk bermain gawai,” ucap Branch Manager Alfamart Cikokol, Hadi Susianto.

Sementara, guru kriya tekstil SLB Negeri 6 Jakarta Tati Leliana Purba menyebutkan murid-murid di sekolahnya mendapat banyak bekal keterampilan sesuai dengan minat anak, mulai dari tata boga, menjahit, eco print, tie dye, salon, memelihara cupang, desain grafis, dan sebagainya.

“Karya-karya eco print seperti syal, kain, serta beragam produk fashion juga sudah kerap ikut pameran,” tuturnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.