Sukses

Menyusuri Gua Alam Kiskendo di Kulon Progo yang Berselimut Misteri

Gua Kiskendo ini terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo.

Liputan6.com, Yogyakarta - Di sela kawasan Pegunungan Menoreh Kulon Progo, terdapat sebuah gua alam yang eksotis. Di mulut gua terdapat relief pahatan yang menceritakan kisah pewayangan Jawa.

Tak hanya itu, di dalam gua juga terdapat stalaktit dan stalakmit yang indah. Gua Kiskendo ini terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo.

Dikutip dari berbagai sumber, gua tersebut memiliki kedalaman hingga 1.500 meter. Gua ini memiliki dua cabang jalur yang besar di dalamnya.

Selain karena keindahannya, selama ini gua itu juga sering digunakan sebagai tempat bertapa bagi orang-orang yang ingin mencari ketenangan batin. Konon gua Kiskendo ditemukan oleh seorang petapa bernama Ki Gondorio pada tahun 1700-an.

Pada waktu itu, ia bermimpi memasuki gua yang menyerupai kerajaan. Di dalam mimpinya, ia mendapat petunjuk agar memberi nama pada 15 ruangan di dalam gua itu.

Setelah terbangun dari mimpinya, Ki Gondorio mengikuti petunjuk yang diterima dari mimpi tersebut. Namun ada banyak versi tentang penemuan gua tersebut.

Hingga kini, Gua Kiskendo dianggap sebagai tempat keramat. Ada berbagai pantangan bagi siapapun yang ingin masuk ke gua tersebut.

Pantangan itu antara lain, dilarang membuang kotoran di dalam gua, tidak boleh menghina, merusak gua, dan tidak boleh melakukan hal-hal lain di luar batas kesopanan. Sama seperti awal kemunculannya, hingga kini banyak orang yang memanfaatkan gua itu sebagai tempat bertapa.

Apalagi keberadaannya sering dikaitkan dengan legenda keberadaan Kerajaan Kiskendo. Setidaknya terdapat 15 ruang di kawasan gua tersebut yaitu, Lidah Mahesosuro, Pertapaan Ledek, Pertapaan Santri Tani, Pertapaan Subali, Sumelong, Lumbung Kampek, Selumbung, Gua Seterbang, Keraton Sekandang, Pertapaan Kusuman, Padasan, Sepranji, Babad Kandel, Sawahan, dan Selangsur.

Pada 1964, Gua Kiskendo mulai dibuka untuk umum sebagai tempat wisata minat khusus religi dan pertapaan. Tahun 1974, gua ini mulai dikembangkan menjadi objek wisata Yogyakarta, terutama kawasan Kulon Progo.

(Tifani)

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.