Sukses

SMK Raden Umar Said Kudus Jadi Lokasi Magang Siswa dan Guru Daerah Lain, Apa Kelebihannya?

SMK Raden Umar Said Kudus adalah salah satu SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang merupakan program pengembangan SMK dengan tujuan untuk mengingkatkan kualitas dan kinerja.

Liputan6.com, Kudus - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melakukan kerja sama dengan SMK Raden Umar Said Kudus untuk magang siswa dan guru SMK dari berbagai daerah di Indonesia.

SMK yang terpilih untuk mengikuti program magang di SMK Raden Umar Said Kudus yaitu SMKN 2 Garut, SMKN 11 Semarang, SMKN Darul Ulum Muncar, SMKN 1 Cermee, SMKN 11 Malang, SMKN 1 Dlanggu, SMKN 1 Boyolangu, SMKN 1 Buer, serta SMKN 4 Malang.

SMK Raden Umar Said Kudus adalah salah satu SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang merupakan program pengembangan SMK dengan tujuan untuk mengingkatkan kualitas dan kinerja. Peningkatan ini dapat dicapai dengan adanya kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Menariknya SMK Raden Umar Said Kudus yang merupakan salah satu SMK Binaan Djarum Foundation justru memiliki industrinya sendiri di SMK, dengan menerapkan sistem pembelajaran yang menyerupai industri profesional. Selain itu para pengajar di SMK Raden Umar Said Kudus juga merupakan praktisi industri, sehingga akan dengan mudah menerapkan budaya-budaya industri di sekolah.

Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Kemdikbudristek dalam memilih SMK Raden Umar Said Kudus sebagai tempat magang untuk guru dan siswa terpilih dari SMK seluruh Indonesia guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki.

Kegiatan magang yang berlangsung selama dua bulan ini diharapkan mampu untuk memberikan pengalaman bekerja layaknya berada di industri bagi siswa dan guru SMK jurusan Animasi dan Multimedia.

Selain itu kegiatan magang ini juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peserta dan menambah portofolio.

Sebanyak 11 pengajar dari SMK Raden Umar Said Kudus, menjadi tenaga pendamping yang bertanggung jawab meningkatkan keterampilan peserta agar berstandar industri. Proses peningkatan keterampilan ini dilakukan salah satunya dengan memberikan pekerjaan disertai tenggat waktu yang ketat, namun dengan menghasilkan kualitas yang sama dengan standar industri.

Meski terlihat sederhana, tetapi banyak peserta yang merasa ini sebuah tantang besar bagi mereka. Hal ini dibenarkan oleh Erwan Septiyono, salah satu peserta guru 3D modeling dari SMKN 1 Boyolangu. Dia mengatakan, bekerja dengan standar industri belum biasa dilakukan di SMK dan ini merupakan tantangan baginya.

“Ya sebenarnya ini cukup sulit karena kami belum terbiasa bekerja layaknya di industri tapi saya yakin setelah magang ini selesai, saya dan teman-teman bisa menerapkan di SMK masing-masing,” tutur Erwan Septiyono, Minggu, (3/4/2022).

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siswa Senang

Muhammad Rafli, siswa SMKN 4 Malang yang mengikuti magang merasa tersanjung karena bisa terpilih dalam kegiatan magang yang pendaftarnya dari seluruh Indonesia. Rafli mengatakan, banyak sekali ilmu baru yang diperoleh dan ilmu yang berbeda dari yang selama ini dipelajari di sekolahnya.

“Ilmu yang saya peroleh sangat banyak, khususnya pada modeling yang sudah menggunakan software Maya yang berstandar industri. Selain itu saya juga mendapatkan ilmu texturing serta rendering yang baik dan benar. Bahkan saya juga belajar tentang pipeline produksi animasi yang diterapkan di industri,” tambah Rafli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.