Sukses

Nestapa Petani Malampah Ditelan Banjir Bandang Usai Gempa Pasaman Barat

Enam dari delapan petani itu tak berhasil menyelamatkan diri, tubuhnya hilang ditelan banjir bandang usai gempa Pasaman Barat.

Liputan6.com, Padang - Jumat 25 Februari 2022 pagi, delapan orang petani di Malampah, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, hendak pergi ke ladang. Tak ada yang berbeda pada hari itu, semua aktivitas berjalan seperti biasa.

Hingga akhirnya pukul 08.35 WIB, bumi Pasaman diguncang gempa Magnitudo 5,2. Sebenarnya saat itu masih baik-baik saja, namun empat menit kemudian lindu datang lagi, kali ini dengan kekuatan yang lebih besar, Magnitudo 6,1. 

Tak hanya sampai di situ, usai gempa yang kedua, banjir bandang mengancam delapan petani yang sedang menuju ke ladang. Saat itu suara gemuruh datang tiba-tiba dari Gunung Talamau disusul banjir bandang dengan material lumpur berisi bebatuan.

Malang tak dapat ditolak, enam dari delapan petani itu tak berhasil menyelamatkan diri, tubuhnya hilang ditelan banjir bandang. Hari itu juga pencarian langsung dilakukan. Selang sehari, satu di antara mereka yang terbawa banjir baru ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Kemudian proses pencarian dilakukan sejak hari Jumat (25/2/2022) tersebut. Sementara lima lainnya belum juga ditemukan hingga Senin (28/2/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

5 Korban Belum Ditemukan

Kepala Kantor SAR Padang, Asnedi mengatakan, kelima korban saat ini belum diketahui keberadaannya. Pada pencarian hari keempat, tim gabungan menyisir anak sungai untuk menemukan korban.

"Iya belum ada tanda-tanda dimana keberadaan korban," katanya, Senin (28/2/2022) di lokasi pencarian.

Ia menyebut sejumlah kendala dihadapi tim di lokasi, seperti minimnya peralatan, material yang sangat banyak yang kedalamannya mencapai 5 hingga 9 meter dan lebar material banjir bandang juga cukup luas.

 

3 dari 4 halaman

Sempat Dikira Likuefaksi

Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Pasaman tak lama setelah gempa magnitudi 6,1 itu sempat heboh karena dikira likuefaksi atau tanah bergerak seperti di Palu.

Namun kabar itu dibantah BMKG, bahwa yang terjadi di Pasmaan itu adalah banjir bandang, akibat longsoran yang terjadi di hulu. Longsoran itu menjadi banjir bandang ketika air membawa material melalui lembah-lembah.

Saat ini, sejumlah warga di Kabupaten Pasaman masih ada yang bertahan di depan rumahnya menggunakan tenda, dikhawatirkan banjir bandang kembali terjadi dan mengancam keselamatan warga yang bertahan di rumah.

4 dari 4 halaman

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.