Sukses

Dukungan DPR RI untuk Awasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi secara Digital

Pengawasan itu perlu dimutakhirkan karena dewasa ini ada banyak modus penyalahgunaan penyaluran pupuk ke berbagai daerah.

Liputan6.com, Makassar - Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin menegaskan pentingnya pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi di berbagai daerah. Selain menerapkan digitalisasi, pemerintah dan produsen pupuk diminta tidak ragu untuk memecat distributor dan kios resmi yang terbukti melanggar.

Hal tersebut disampaikan Akmal saat melakukan kunjungan kerja anggota Komisi IV DPR RI ke Perum Bulog Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat di Makassar, Minggu (20/2/2022). Dia meminta agar tindakan tegas kepada distributor nakal tidak pandang bulu. 

"Kalau terbukti nakal copot saja izinnya. Cabut pak, jangan melihat siapa di belakangnya," ujar Andi, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. 

Selain memberikan sanksi tegas, Akmal juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital. Karena dengan digitalisasi pemerintah dan produsen dapat memperkuat sistem pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi.

Terlebih PT Pupuk Indonesia (Persero), sebagai produsen pupuk bersubsidi, memiliki kinerja keuangan yang sangat bagus. Sehingga sudah seharusnya memiliki sistem pengawasan digital yang lebih baik.

Lebih lanjut Andi juga meminta kepada Pupuk Indonesia untuk memperluas program Agro Solution, atau kini bernama Makmur. Karena program ini dapat melayani petani secara lengkap.

Mulai dari pasokan pupuk komersil, benih, permodalan, jaminan pembelian hasil panen (off taker), hingga asuransi. Hal ini tentunya dapat meningkatkan semangat petani untuk menanam, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi.

"Tapi jangan hanya 50 ribu hektar, kalau bisa satu juta hektar sampai seluruh Indonesia. Di Sulsel ini baru satu desa saja, ini baru bisa kelihatan bahwa petani bisa kita bantu," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengawasan Pupuk Indonesia

Sementara itu, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, menyatakan bahwa pihaknya senantiasa memperkuat pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi pada wilayah yang menjadi tanggungjawabnya. Wilayah ini terdiri dari Lini I di produsen, Lini II di gudang penyangga provinsi, Lini III di gudang kabupaten, hingga Lini IV di kios resmi.

Untuk proses distribusi pada Lini I sampai Lini III, semuanya telah terdigitalisasi dengan baik. Namun dari Lini IV ke petani pelaporannya masih manual. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia bersama pemerintah akan menerapkan sistem yang lebih handal dan saling terintegrasi.

“Hasil Rakornas dengan Kemenko, kami bersama Kementan akan menggunakan sistem yang lebih handal,” jelas Gusrizal.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga akan menambah jumlah petugas lapangan di berbagai daerah. Para petugas ini akan melakukan proses pengawasan secara digital dan berjenjang. Selanjutnya, Pupuk Indonesia juga akan terus meningkatkan kerjasama dengan aparat penegak hukum terkait pelaporan penyimpangan pupuk bersubsidi.

Adapun terkait program Agrosolution atau Makmur, Gusrizal menyebutkan bahwa realisasi tanam pada tahun 2021 berhasil mencapai 70 ribu hektar lebih, dari target 50 ribu hektar. Sedangkan pada tahun 2022, Pupuk Indonesia meningkatkan target luas tanam pada 250 ribu hektar lahan pertanian.

“Jadi di 2022 mudah-mudahan bisa lima kali lipat, dan kami sudah melakukan program ini di seluruh Indonesia. Terutama di daerah sentra tanaman,” jelas Gusrizal.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.