Sukses

Pantang Naikkan Harga, Ini Jurus Terakhir Perajin Tahu Bonebol Atasi Mahalnya Kedelai

Imbas dari kenaikan harga komoditi kedelai, membuat sejumlah pengusaha pembuat tahu dan tempe sangat merasakan hal tersebut.

Liputan6.com, Gorontalo - Kenaikan harga komoditi kedelai, membuat sejumlah pengusaha pembuat tahu dan tempe di Provinsi Gorontalo sangat terdampak. Mereka terpaksa harus mengurangi produksi setelah harga kedelai mengalami kenaikan hingga Rp11.500 per kilogram.

Seperti halnya yang dikatakan Muis, salah satu pemilik pabrik tahu dan tempe di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol). Dia sangat merasakan dampak kenaikan harga kedelai.

"Sangat berdampak, harga kedelai sebelumnya berada di kisaran Rp9.000, tiba-tiba naik drastis," kata Muis.

Menurut Muis, kondisi ini sangat membuatnya dilema, jika tidak mengurangi produksi ia akan rugi. Sebab, harga tahu dan tempe tidak mungkin berubah.

"Saya tidak mungkin mengubah harga yang sudah. Kalau mengubah harga pasti banyak langganan saya lari," tuturnya.

"Langkah satu-satunya yang dilakukan untuk bertahan dalam kondisi ini adalah mengurangi produksi dan menghemat kedelai," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kelangkaan Kedelai

Tidak hanya mahal, saat ini komoditas kedelai sangat sulit untuk didapatkan. Apalagi kedelai lokal, semetara kedelai impor yang masuk sangat mahal harganya.

"Kalau beruntung, kedelai lokal itu murah, tapi sulit untuk didapatkan. Terpaksa beli kedelai impor yang harganya tinggi," ungkapnya.

Dirinya berharap agar pemerintah bisa memperhatikan kondisi ini. Jangan sampai hal ini bisa berlarut-larut dan merugikan para pengusaha tahu dan tempe.

"Harapannya seperti itu, pemerintah jangan hanya tinggal diam dengan kondisi ini. Kami yang merasakan dampaknya," ia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.