Sukses

Kisah Harimau Mengincar Mangsa, Sakit Hati Anak Dimakan hingga Terpanggil Jiwa Takabur Manusia

Harimau sumatra kembali menerkam manusia di Kabupaten Indragiri Hilir dan selalu ada kisah mengapa harimau menyerang orang-orang tertentu.

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau tengah melakukan investigasi dan mitigasi konflik manusia dengan harimau sumatra di PT Riau Perkasa Agung, Kabupaten Indragiri Hilir.

Ini menyusul meninggalnya, Tugiyat, pekerja perusahaan hutan tanaman industri itu setelah diterkam si Datuk Belang.

Menurut Kepala Bidang I BBKSDA Riau Andri Hansen Siregar, mitigasi bertujuan menghindari korban berikut karena harimau masih ada di lokasi. Sementara investigasi untuk mencari tahu latar belakang korban, apakah pernah bersinggungan dengan harimau.

Andri menjelaskan, harimau sangat jarang menyerang manusia dan tidak pernah salah sasaran. Setiap tindakan harimau selalu ada sebab karena diibaratkan Raja Hutan oleh masyarakat.

"Raja menguasai wilayah, kalau raja murka diduga ada hal yang dilakukan korban sebelumnya, itu baru dugaan," terang Andri.

Namun secara umum, setelah mengamati berbagai konflik harimau sumatra di Riau dan daerah lainnya, Andri menyatakan korban konflik selalu punya cerita dengan si Kucing Besar.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah Bonita

Andri mengingatkan kembali bagaimana harimau sumatra bernama Bonita pernah menghebohkan Indonesia, beberapa tahun silam. Harimau betina itu selalu santai masuk permukiman, perkebunan, dan tak takut manusia di Kabupaten Indragiri Hilir.

Korban pertama Bonita adalah Jm, pemanen sawit. Setelah petugas mengumpulkan informasi, diduga korban pernah memakan daging anak harimau yang diberikan oleh seseorang.

Diduga itu adalah anak Bonita. Ini dikuatkan pemeriksaan medis setelah Bonita ditangkap karena rahimnya terlihat pernah berisi dan kemaluannya seperti baru melahirkan.

Hingga Bonita dievakuasi oleh petugas, anak Bonita tidak pernah ditemukan. Bisa jadi, apa yang dimakan korban merupakan anak Bonita yang baru saja lahir.

Setelah Jm, ada lagi Am. Pria ini diserang harimau, masih di lokasi Bonita mengamuk, usai pulang dari bekerja. Hasil investigasi petugas, korban pernah takabur.

"Jadi saat itu petugas sosialisasi, si korban menyebut tidak takut dengan harimau, katanya kalau mancing melihat harimau dia santai saja," jelas Andri.

Beberapa hari usai berbicara seperti itu, jasad Amri ditemukan di pinggir rawa. Sebelum itu, Am dan pekerja bangunan lainnya disergap harimau.

Kawan-kawan Am berhasil lolos meskipun harimau sangat dekat. Harimau hanya menyasar Am yang jaraknya sudah jauh berlari.

3 dari 3 halaman

Niat Membunuh

Berikutnya ada Dw. Korban menjadi sasaran harimau karena menebang kayu di hutan tanaman industri. Lokasi penerkaman berada di habitat harimau.

"Kemudian ada anak yang diseret dari barak, ini juga punya cerita dengan harimau," kata Andri.

Menurut Andri, orangtua korban pernah takabur dan ingin menangkap serta membunuh harimau yang sempat berkeliaran di lokasi pekerjaannya. Hanya saja, petugas belum membuktikan apakah omongan orangtua korban itu dilakukannya.

"Ini belum ada bukti valid tapi kita coba urutkan ke sana," kata Andri.

Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Siak, di mana pernah ada seorang remaja yang diterkam harimau sumatra. Kondisi jasad korban saat ditemukan mengenaskan karena kepalanya tidak ada.

Hasil penelusuran petugas, di pondok korban tinggal ada sejumlah alat untuk menjerat. Diduga untuk menjerat harimau karena harimau kerap muncul di sekitar pondoknya.

"Harimau tidak pernah salah mencari korban, ini opini kami sebagai petugas di lapangan," terang Andri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.