Sukses

Nasib Tak Jelas, Imigran Afghanistan di Pekanbaru Akhiri Hidup dengan Seutas Tali

Seorang imigran Afganistan di Pekanbaru nekat menghakhiri hidup karena stres tidak ada kepastian kapan akan dipindah ke negara ketiga.

Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang imigran Sayid Nader Balkhi, ditemukan tak bernyawa di kamarnya di Wisma Indah Sari, Jalan Putri Indah, Kecamatan Bukitraya, Pekanbaru. Imigran Afganistan berumur 41 tahun itu mengakhiri hidup dengan seutas tali pada Minggu malam, 16 Januari 2021.

Rekan korban, Khodadad Gulami, menyebut temannya sesama imigran itu memilih mengakhiri hidup karena stres. Salah satu faktornya adalah ketidakjelasan hidup di Pekanbaru.

"Korban mengalami stres dengan alasan tidak adanya kejelasan dari UNHCR untuk memfasilitasi warga imigran digeser ke pihak negara ketiga," kata Khodadad.

Khodadad menceritakan, teman imigran lainnya, Surya, sempat melihat korban mencuci sepeda motor sebelum gantung diri. Korban mencuci sepeda motor sekitar pukul 19.00 WIB.

Namun pukul 20.40 WIB, lanjut Khodadad, korban sudah ditemukan gantung diri dalam kamarnya. Pertama kali korban ditemukan oleh istrinya Nasibah Musawi (38).

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tinggalkan Lima Anak

Akibat perbuatannya ini, korban meninggalkan lima orang anak bernama, Sayid Ali Algha Balkhi, Zahra Balkhi, Yalda Balkhi, Muhasida Balkhi dan Fatimah Balkhi.

Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru Komisaris Andrie Setiawan membenarkan kejadian ini pertama kali diketahui Nasibah Musawi. Sang istri berteriak melihat suaminya tengah tergantung di dalam kamar dengan leher terikat.

"Mendengar teriakan istri, warga imigran lain menghampiri dan melihat korban tengah tergantung dalam kamarnya dekat dinding kamar mandi," ujar Andrie.

Selanjutnya, korban diturunkan oleh warga imigran lain. Saat diperiksa korban masih ada denyut nadi namun lemah dan dicoba dilakukan pertolongan pertama dengan menekan-nekan dada korban.

"Selah itu, korban langsung dibawa ke RS Awal Bross Sudirman, namun sesampainya di RS nyawa korban sudah tidak tertolong," terang Andrie.

3 dari 3 halaman

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.